REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri sayap kanan Israel Avigdor Lieberman menegaskan Israel tidak akan pernah membatasi kegiatan konstruksi di Al-Quds (Yerusalem).
"Kami tidak akan menerima pembatasan bangunan di komunitas Yahudi di Yerusalem. Tidak akan ada kompromi tentang masalah ini," kata Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman seperti dilansir IslamOnline (17/11).
Ia mengatakan, pemerintah Israel tidak akan membatasi pembangunan di Jerusalem.
"Kami akan menjaga kemerdekaan dan kedaulatan kita," katanya.
Pernyataan tersebut disampaikan empat hari setelah Israel menyetujui rencana untuk membangun 200 rumah di Ramot di Pendudukan AL-Quds meskipun rencana pembangunan ini terus menimbulkan bentrokan hampir setiap hari. Rencana ini juga memicu ketegangan antara Israel dan Palestina.
Israel menduduki kota suci Al-Quds, Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan sejak perang tahun 1967. Israel lalu mengakui daerah tersebut sebagai miliknya. Namun, sikap Israel tersebut tidak diakui oleh masyarakat internasional atau resolusi PBB.
Sejak itu, Israel mengadopsi serangkaian tindakan opresif untuk memaksa warga Palestina keluar dari Al-Quds, termasuk pembongkaran sistematis rumah dan pembangunan permukiman.
Sebanyak 164 permukiman Yahudi di Tepi Barat menggunakan lebih dari 40 persen tanah dari Tepi Barat yang diduduki oleh Israel.