Selasa 18 Nov 2014 10:37 WIB

Cina, AS, Malaysia Turunkan Harga BBM, Mengapa RI Malah Naik?

Fadli Zon
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Fadli Zon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil ketua DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon mengaku heran dengan kebijakan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla karena menaikan harga BBM. Apalagi kenaikan itu ditengah harga minyak dunia sedang turun.

Ia pun membandingkan dengan sejumlah negara yang sudah beberapa kali menurunkan harga BBM-nya.

"RRC sudah tujuh kali turunkan harga BBM sejak Juni, AS juga. Malaysia hari ini juga turunkan harga minyaknya. Kenapa malah RI naikan harga BBM?" katanya lewat akun twitter pribadinya.

Menurutnya, kebijakan tersebut mencatatkan sejarah baru sebab baru pertama kali dalam sejarah Indonesia, menaikan harga BBM ketika harga minyak dunia jatuh pada kisaran 75 dollar AS per barel. Apalagi dalam APBN 2015, harga minyak ditetapkan 105 dollar As per barel.

"Kalau cuma naikkan harga bbm, tak perlu mikir, anak lulusan SD pun bisa. Tak ada kreatifitas. Argumentasi klasik dan dangkal," katanya.

Untuk diketahui, pada era presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kenaikan harga BBM disertai dengan tren meningkatnya harga minyak mentah dunia. Tren kenaikan ini juga terjadi pada harga minyak Indonesia (ICP) dari posisi 80 an dolar AS per barel menjadi hampir 100 dolar AS.

Dari Pusat Data Republika harga minyak mentah ICP pada Mei 2012 sebesar 99,01 per barel. Ini terjadi sebulan sebelum menteri ESDM Jero Wacik mengumumkan kenaikan harga BBM.

Pada Juni, harga minyak mentah ICP mencapai 99,97 dolar AS per barel, bahkan sempat menyentuh angka psikologis 100 dolar per barel. Perdagangan rata-rata selama sebulan akhirnya ditutup pada angka 99,97 dolar AS.

Harga minyak terus meroket pada bulan-bulan berikutnya hingga menyentuh angka 109 dolar AS per barel. Jelang akhir tahun, harga minyak dunia ditutup pada angka 106 dolar AS per barel.

Pada usulan APBN 2013, pemerintah mematok harga minyak hanya 100 dolar AS, namun seiring perubahan pada tingkat pasar, asumsi harga minyak pun dinaikkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement