Rabu 19 Nov 2014 07:36 WIB

Malaysia Meradang tak Diajak Dalam Tim Investigasi MH-17

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
An Emergencies Ministry member searches for belongings at the site where the downed Malaysia Airlines flight MH17 crashed, near the village of Hrabove (Grabovo) in Donetsk region, eastern Ukraine, October 13, 2014.
Foto: Reuters/Shamil Zhumatov
An Emergencies Ministry member searches for belongings at the site where the downed Malaysia Airlines flight MH17 crashed, near the village of Hrabove (Grabovo) in Donetsk region, eastern Ukraine, October 13, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR—Malaysia mengaku tidak diundang secara resmi bergabung dengan Tim Penyelidikan Gabungan (JIT) yang dipimpin Belanda untuk menyelidiki dugaan kriminalisasi jatuhnya penerbangan MH-17 Malaysia Airline.

“Malaysia belum diundang terlibat dalam penyelidikan kriminal jatuhnya pesawat MH-17, meskipun para pekerja yang dipimpin Belanda sudah mulai menyisir lokasi kecelakaan di Ukraina,” ungkap Duta Besar Malaysia untuk Belanda Dr Fauziah Mohd Taib dilansir Xinhua, Selasa (18/11).

Malaysia saat ini hanya dilibatkan dalam bagian tim investigasi teknis MH-17 saja.padahal selama kunjungannya ke Malaysia pada 5 November lalu, PM Belanda Mark Rutte mengatakan bahwa itu logis bagi Malaysia untuk diberikan peran yang lebih menonjol dalam penyelidikan.

Hal tersebut disebabkan tingginya jumlah orang Malaysia yang meninggal dan karena MH-17 adalah pesawat yang terdaftar Malaysia.

“Masalahnya adalah salah satu dari orang Belanda juga perlu mendiskusikan dengan pemerintah Ukraina dan Australia,” ujar Fauziah.

Dia mengatakan Malaysia tidak diundang untuk bergabung dengan pekerjaan penemuan puing-puing yang dilakukan di lokasi, mungkin karena masih tidak aman untuk berada di sana.

Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai mengatakan bahwa Malaysia telah menyatakan sikapnya sangat jelas bahwa pihaknya harus menjadi bagian dari tim investigasi kriminal itu, dan telah memberitahu pihak berwenang Belanda atas niatnya tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement