REPUBLIKA.CO.ID, MOSKWA -- UEFA akan segera mengambil keputusan terkait langkah tiga klub asal Crimea, SK Simferopol, SKChF Sevastopol dan Zhemchuzhina Yalta, bermain di bawah naungan Federasi Sepakbola Rusia (RSF).
Menurut Presdien UEFA Michel Platini, badan sepakbola tertinggi Eropa itu telah membentuk kelompok kerja untuk mengatasi masalah yang mencuat seiring konflik Ukraina-Rusia tersebut.
"Keputusan final akan diambil dalam pertemuan anggota UEFA di Lausanne 4 Desember mendatang," ujar Platini seperti dikutip Reuters, Jumat (21/11).
Keputusan ketiga klub Crimea bermain di bawah otoritas sepakbola Rusia sontak memantik kemarahan dari Ukraina. Federasi Sepakbola Ukraina (FFU) telah meminta kepada FIFA dan UEFA untuk memberikan sanksi kepada Rusia karena dinilai telah melakukan pelanggaran berat.
UEFA kemudian menghelat pertemuan antaran RFS dan FFU di kantor pusat, Nyon medio September dan kedua pihak sepakat membentuk kelompok kerja untuk mencari solusi.
Dalam pernyataan di laman resminya, Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan Platini telah mengunjungi Kiev, ibu kota Ukraina, Selasa lalu. Platini dalam kunjungannya memastikan permasalahan akan diselesaikan bulan depan.
Lebih lanjut, Platini mengatakan, dialog secara intensif terus dilakukan bersama Presiden FFU, Grigoriy Surkis. Beberapa waktu lalu, tepatnya Maret 2014, Rusia merebut dan menganeksasi Crimea, wilayah Ukraina.
Konflik dua negara tetangga telah menewaskan lebih dari empat ribu orang. Komunitas internasional tidak mengakui semenanjung itu sebagai bagian dari Rusia.
Pemerintahan Ukraina masih tetap mengklaim Crimea. Poroshenko menyebut masalah ini memiliki makna mendalam bagi persepakbolaan Ukraina.
"Untuk Ukraina, penting untuk tetap mengontrol pembangunan sepakbola di Crimea. Untuk UEFA, penting bagi mereka untuk tidak terlibat dalam hal-hal yang tidak menyangkut sepakbola ketika berbicara tentang Crimea," kata Poroshenko.