REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah akan segera membahas kebijakan mengenai kuota BBM bersubsidi yang kemungkinan jebol pada tahun ini. Seperti diketahui, kenaikan harga BBM bersubsidi ternyata tidak terlalu mempengaruhi konsumsi masyarakat terhadap BBM bersubsidi jenis premium dan solar.
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pemerintah belum menyiapkan rencana matang terkait langkah-langkah apa yang akan dilakukan terkait potensi jebolnya kuota BBM. Termasuk, mengenai kebutuhan anggaran untuk menambah kuota BBM.
"Belum ada yang bisa saya sampaikan soal itu (kuota BBM jebol). Besok baru kami akan menggelar rapat, membahas itu bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla," kata Sofyan ketika ditemui Republika di kantornya, Rabu (26/11).
PT Pertamina Persero sebelumnya menyatakan bahwa kuota BBM bersubsidi tetap akan jebol meskipun harga BBM bersubsidi telah dinaikkan. Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Hanung Budya mengatakan kuota BBM diprediksi jebol 1,6 juta kiloliter. Sebelum ada kenaikan harga BBM, kuota diprediksi defisit 1,9 juta kiloliter.
Pada APBN-P 2014, kuota BBM bersubsidi dipatok sebesar 46 juta kl. BBM jenis solar diperkirakan bakal habis pada 11 Desember, sementara Premium habis pada 23 Desember.