REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Police Watch (IPW) meminta Polda Riau untuk segera bertindak terkait pemukulan para mahasiswa di dalam mushala oleh polisi di Pekanbaru. IPW juga meminta pihak MUI Riau untuk segera melakukan protes kepada pimpinan Polda Riau terkait kasus ini.
Ketua Presidium IPW Neta S Pane menyatakan tindakan pemukulan tersebut menunjukkan sikap polisi yang masih mengedepankan sikap arogan dan refresif.
"Hal ini sebenarnya sudah harus dikikis oleh jajaran kepolisian," ujarnya Neta saat dihubungi Republika Online (ROL) pada Kamis (27/11).
Menurut Neta, tindakan yang dilakukan Polisi Pekanbaru sudah tidak bisa ditoleransikan lagi. Sebab, kata Neta, polisi dilaporkan selain melakukan pemukulan tapi juga memasuki mushala dengan tanpa membuka sepatu.
Neta mengataka, tindakan yang dilakukan Polisi tersebut sangan provokatif. Sebab, ujar Neta, tindakan ini merupakan penghinaan terhadap umat islam,. "Dan bukan mustahil akan menimbulkan reaksi keras dari tokoh-tokoh umat islam setempat," katanya.
Untuk itu, IPW berharap MUI Riau segera melakukan protes ke Polda. Menurut Neta, dengan sikap demikian diharapkan Polda Riau bisa menindak anggota Polisi tersebut sesegera mungkin.
"Ancaman hukuman yang harus dilakukan kepada polisi iniadalah penistaan terhadap agama," katanya menegaskan.
Neta mengungkapkan, pimpinan Kepolisian Riau tidak boleh membiarkan kasus ini. Ini dilakukan agar bisa menghindari tindakan yang kelak dilakukan oleh masyarakat dan tokoh-tokoh agama di Pekanbaru terkait tindakan penistaan agama tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, pihak kepolisian melakukan tindakan kekerasan terhadap mahasiswa yang menolak kehadiran Presiden Joko Widodo di Riau.
Bahkan, petugas kepolisian juga menyerbu dan memukul mahasiswa yang bersembunyi di dalam mushala.