REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Deklarasi dan Muktamar Pertama Ikatan Ulama dan Da’i Asia Tenggara digelar di Depok, Jawa Barat, Sabtu (28/11). Acara ini mengambil tema: "Membangun Peradaban Asia Tenggara dengan Prinsip Moderat ajaran Islam." Adapun inisiator acara ini berasal dari kalangan ulama muda Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Perwakilan panitia, Dr Fahmi Islam Jiwanto, mengatakan, pada acara ini untuk pertama kalinya para ulama se-Asia Tenggara berkumpul dan membentuk lembaga internasional bersama. Negara-negara yang ikut antara lain Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Kamboja, Brunei Darussalam, Filipina, dan Timor Leste.
Lembaga ini, lanjut Fahmi, merupakan wujud kontribusi para ulama dalam menampilkan Islam yang moderat di kawasan Asia Tenggara. "Selain itu, lembaga ini diharapkan memperkuat persatuan umat Islam Asia Tenggara, terutama dalam bidang keilmuan dan dakwah," ujar Fahmi Islam, Sabtu (29/11), di Depok.
Selanjutnya, kata Fahmi, Ikatan Ulama dan Da’i se-Asia Tenggara ini rencananya akan membuat program penguatan kapasitas umat Islam di kawasan. Misalnya, program pertukaran ustadz dan pelajar antarnegara di Asia Tenggara. Hal ini agar peradaban Islam di Asia Tenggara kian menguat dan menjadi contoh bagi umat muslim di kawasan belahan dunia lain.
"Terutama, Indonesia. Kita jangan hanya mengandalkan jumlah kuantitas, tapi juga ikut membina kualitas peradaban Islam Asia Tenggara," pungkas Fahmi.
Turut hadir dalam acara ini antara lain Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas, Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia Dato’ Hamzah Zainuddin, tokoh ulama Thailand Dr. Ismail Lutfi, dan Wakil Ketua MUI Pusat KH. Ma’ruf Amin.