REPUBLIKA.CO.ID, PARIS--Rapat bulanan Bank Sentral Eropa (ECB) pekan ini akan fokus pada kejelasan quantitative easing (QE) atau pelonggaran kuantitatif di zona Eropa. Sebab sejumlah data menunjukkan Eropa terus tertekan saat AS justru membaik.
Data penyerapan tenaga kerja dan prakiraan terkini ECB akan menjadi informasi penting dan menentukan kesehatan ekonomi kedua regional.
Data bank sentral 18 negara dengan satu mata uang itu pada akhir pekan lalu menunjukkan terhambatnya inflasi seperti lima tahun lalu. Ini membuat tekanan terhadap ECB untuk segera mengambil tindakan makin besar, demikian dilansir Reuters, Ahad (30/11).
Perhatian khusus juga akan tertuju pada keputusan apakah ECB akan melakukan QE. Komentar Presiden ECB Mario Draghi terhadap data ekonomi bulanan juga ditunggu setelah ia menyatakan tekadnya untuk mengakhiri inflasi yang terlampau rendah di Eropa.
ECB sendiri diprediksi tidak akan mengubah suku bunga dan menunggu tahun depan untuk memastikan apakah mereka akan membeli obligasi pemerintah atau tidak.
Wakil Presiden Vitor Constancio pekan lalu mengatakan keputusan QE bisa jadi dipercepat menjadi di awal kuartal pertama 2015. Tapi pejabat ECB Jerman, Jens Weidmann, mengatakan ada 'batasan legal' bagi bank sentral mencetak uang untuk membeli obligasi pemerintah.
''Komunikasi ECB tidak selalu jelas dan bulat tahun ini. Tapi secara keseluruhan, semua berjalan maju meski ketegangan internal Dewan Gubernur terjadi,'' tulis French bank Credit Agricole mengomentari kebijakan ECB.
French bank Credit Agricole berharap tidak ada pengumuman QE setelah rapat ECB pada 4 Desember mendatang, tapi yang diharapkan muncul adalah komitmen untuk menambah pembelian aset.