Rabu 03 Dec 2014 22:00 WIB

Pengamat: Kehadiran KMP di Munas Golkar untuk Tunjukkan Kekuatan

Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, Hatta Rajasa bertemu dalam pembukaan Munas IX Partai Golkar di Nusa Dua Bali, Ahad (30/11)
Foto: joko sadewo
Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, Hatta Rajasa bertemu dalam pembukaan Munas IX Partai Golkar di Nusa Dua Bali, Ahad (30/11)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Makassar Andi Suryadi Culla menilai Musyawarah Nasional Partai Golkar di Bali merupakan upaya dari Koalisi Merah Putih (KMP) untuk menunjukkan kekuatan.

"KMP adalah salah satu dari dua kekuatan politik di DPR yang terus berusaha menunjukkan kekuatannya," kata Andi Suryadi Culla pada diskusi "Kemana Arah Politik Parlemen" di Gedung MPR/DPR/DPD RI,

Jakarta, Rabu.

Menurut Andi Suryadi, dua kekuatan politik di DPR RI yakni Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan KMP saling berusaha menunjukkan kekuatannya untuk menguasai arah politik parlemen yang juga berdampak

ke arah arah politik nasional.

Melalui Munas IX Partai Golkar di Bali yang diprediksi akan memilih kembali Aburizal Bakrie sebagai ketua umum, kata dia, menjadi momentum bagi KMP untuk menunjukkan kekuatan melalui soliditas anggotanya.

"Dengan terpilihnya kembali Aburizal Bakrie, maka KMP akan tetap kuat dan solid," katanya.

Andi Suryadi juga menilai, dua kekuatan politik di DPR RI juga menjadi tantangan berat bagi Presiden Joko Widodo dalam menjalankan pemerintahannya selama lima tahun ke depan. Apalagi, kata dia, Joko Widodo bukan berlatar belakang politisi dan tidak berkarir di partai politik.

Menurut dia, Presiden Joko Widodo akan meminta dukungan dari KIH dalam menghadapi kekuatan KMP di parlemen. Namun, Suryadi juga mempertanyakan konsistensi soliditas dua kekuatan politik di DPR RI, apakah mampu bertahan sampai lima tahun atau tidak.

"Saya khawatir keberadaan KIH dan KMP di DPR RI bertahan karena momentum dan adanya isu bersama, seperti halnya isu kenaikan BBM, revisi UU MD3, dan Perppu No 1 tahun 2014," katanya.

Staf pengajar pada sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta ini juga memperkirakan, dua koalisi di DPR akan terus melemah dan kemudian bubar sebelum periodesasi anggota DPR RI berakhir.

"Kalau tidak ada momentum dan isu bersama lagi dan masing-masing partai saling mempersiapkan diri menghadapi pemilu selanjutnya, maka koalisi di DPR akan melemah dan kemudian bubar," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement