REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN -- Madura Corruption Watch (MCW) kini berupaya membantu KPK melacak aset kekayaan Ketua DPRD Bangkalan, Madura, Jawa Timur RKH Fuad Amin Imron, tersangka kasus suap suplai gas yang kini ditahan KPK.
"Hasil sementara pelacakan yang kami lakukan, aset kekayaan Fuad Amin Imron ini tersebar di tiga kota, yakni Surabaya, Bali dan Jakarta," kata Direktur MCW Syukur dalam keterangan persnya di Bangkalan, Kamis (4/12).
Di Surabaya, Fuad memiliki rumah, dan demikian juga di Jakarta. Sedangkan di Bali, ia memiliki dua unit hotel. Salah satunya bernama "Avanee Residence".
Hotel Avanee Residence ini, tutur Syukur baru dibeli pada November 2014 seharga Rp16 miliar dengan uang muka Rp4 miliar.
"Kepemilikan hotel Fuad Amin Imron di Bali ini berdasarkan pengintaian yang kami lakukan selama ini," terang Syukur.
Aset kekayaan Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron ini, belum termasuk di Madura, seperti kepemilikan tanah di sekitar Jembatan Suramadu, serta perumahan "Khayangan Residence" di Jalan Raya Junuk, serta beberapa SPBU.
"Cuma ia pintar, aset-asetnya ini tidak atas nama dirinya, melainkan orang lain. Tanah yang di Suramadu ini juga atas nama orang lain. Tapi semua orang tau, itu tanah Ra Fuad," tegasnya.
Sejak menjabat sebagai Bupati Bangkalan mulai 2003 hingga 2013 selama dua periode berturut-turut, kekayaan Kiai Fuad Amin Imron ini, memang meningkat drastis.
Dulu, kata Syukur, MCW mendata, saat mendaftar sebagai calon Bupati Bangkalan, kekayaan Fuad hanya sekitar Rp1,3 miliar.
Namun, setelah menjabat sebagai bupati hingga berakhir masa jabatannya, kekayaan Fuad yang juga dikenal dengan "ulama alim" di Kabupaten Bangkalan ini meningkat tajam dengan memiliki banyak aset di sejumlah kota besar seperti Surabaya, Jakarta dan Bali.
"Padahal gaji bupati di Madura ini maksimal Rp15 juta per bulan. Itupun sudah semuanya, termasuk tunjangan," terang Syukur.