REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin memperoleh Anugerah Sepanjang Massa bidang Pengembangan Agama dan Kebudayaan (Lifetime Achievement Award for Religion and Culture Development) di Chongqing, Tiongkok, Rabu (3/12) waktu setempat.
"Ini anugerah Ilahi dan penghargaan manusia yang perlu disyukuri. Walaupun saya merasa apa yang dilakukan ini hanyalah setitik peran bagi perdamaian, peradaban dan kemanusiaan," kata Din lewat keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Kamis (4/12).
Penghargaan untuk Din itu diberikan karena dianggap berjasa di tingkat dunia dalam mengembangkan kehidupan keagamaan dan kebudayaan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Beberapa contohnya seperti peran aktif Muhammadiyah dalam resolusi konflik di Mindanao, Filipina Selatan maupun Pattani, Thailand Selatan. Selain itu, Din juga ikut andil dalam penyelenggaraan Forum Perdamaian Dunia (World Peace Forum/WPF) ke-5 di Jakarta yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah beberapa pekan lalu.
Penghargaan tingkat dunia itu diadakan sekali setahun dan dihadiri para tokoh etnis Tionghoa sedunia dan tokoh-tokoh berbagai kalangan dari mancangara. Forum di Chongqing itu dibuka Wapres Tiongkok Li Yuan Chao dan dihadiri 500-an tokoh Tionghoa sedunia baik pengusaha, politisi, akademisi dan profesi lain.
Penghargaan kepada Din itu diserahkan oleh Chairman of World Chinese Economic Forum Tan Sri Michael Yeoh dan Wakil PM Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yasin yang menerima penghargaan yang sama pada tahun lalu.
Bagi Din, penghargaan itu adalah penghargaan keempat di tingkat internasional setelah sebelumnya menerima bintang anugerah tingkat satu dari Kerajaan Yordania, Italian Star dari Pemerintah Italia dan Tokoh 1434 Hijriah dari Pemerintah Negara Penang, Malaysia.
Pada forum di Tiongkok itu diberikan sejumlah penghargaan kepada tokoh dunia yang dianggap berprestasi di berbagai bidang. Mantan Presiden Susilo Bambang yudhoyono juga mendapatkan penghargaan yaitu "Special Benevolent Leadership Award" atas kontribusinya dalam mengembangkan peradaban dunia dan menunjukkan kepedulian kepada etnik Tionghoa saat menjadi kepala negara.