REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Tenaga pengawas pendidikan di Jawa Timur masih tergolong minim. Daerah tersebut hanya memiliki 1.200 orang pengawas madrasah. Padahal, ada 18 ribu madrasah yang perlu diawasi.
Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf mengatakan, informasi tersebut diperoleh dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Jatim. Tak hanya pengawas madrasah, pengawas sekolah umum pun masih minim. Padahal, untuk memaksimalkan pengawasan, jumlahnya harus ideal.
"Jatim hanya punya 1.200 orang pengawas. Sedangkan jumlah madrasah yang harus diawasi sebanyak 18 ribu," kata Gus Ipul di Sidoarjo, Kamis (4/12).
Ketua Badan Musyawarah Pengawas Sekolah Madrasah Nasional, Riyanto mengatakan, masalah lainnya adalah tunjangan profesi pendidik (TPP) khusus para pengawas masih mengalami keterlambatan. Berbeda dengan guru PNS yang menggunakan sistem rekening.
Dalam kegiatan itu, kata dia, sejumlah persolan akan dibahas untuk disampaikan kepada pemerintah pusat sebagai bahan pertimbangan. Ia berharap para pengawas dapat menghasilkan rekomendasi dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan ke depannya.