Ahad 12 May 2019 06:23 WIB

Saran Ustaz Felix Siauw Soal Media Sosial di Bulan Ramadhan

Kriteria menggunakan media sosial yang baik kala Ramadhan berawal dari diri sendiri

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Hasanul Rizqa
Ustaz Felix Siauw
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ustaz Felix Siauw

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media sosial sudah menjadi bagian dari rutinitas masyarakat Indonesia, terutama anak-anak muda. Hal itu diakui Ustaz Felix Siauw saat berbincang dengan Republika.co.id di sela-sela acara "The Art of Dakwah", Sabtu (11/5).

Dia lantas mengajak generasi muda Muslim untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana dakwah Islam. Di bulan suci Ramadhan, ajakan tersebut baginya kian relevan.

Baca Juga

“Kalau saya lihat, media sosial ini sebagai sarana penyebaran informasi. Sebelum ada teknologi canggih seperti, televisi, radio, dan telepon genggam, untuk bertukar informasi serta dakwah melalui tatap muka. Maka, ketika ada media sosial, jangan dikurangi (pemanfaatannya --Red) karena itu sebagai alat berbagi informasi,” papar dia, kemarin.

Ramadhan menjadi kesempatan untuk menyebarluaskan konten-konten dakwah. Diseminasi pesan islami ini, lanjut dia, untuk menandingi maraknya konten-konten yang bernuansa negatif, semisal gosip. Menutut Ustaz Felix, seorang Muslim hendaknya tak mengikuti akun-akun di media sosial yang tidak berfaedah.

“Hukum mendengarkan gosip tidak masalah ya karena itu informasi, kecuali mencari informasi dan berburuk sangka terhadap orang. Apalagi, ikut berkomentar yang buruk. Itu ghibah namanya,” ucapnya.

Ustaz Felix berpesan semua pilihan ada di diri sendiri. Berkomentar, mengunggah foto makanan dengan niat buruk, emosi serta berburuk sangka terhadap orang lain. “Kata Allah SWT setiap jiwa memiliki pilihan. Kendalikan diri sendiri. Selalu berbuat baik jika ingin dibalas dengan kebaikan,” ucapnya.

Bagaimanapun, bermedia sosial pun mesti memerhatikan waktu. Jangan sampai lalai mengerjakan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan, baik yang wajib maupun sunah. Dia mencontohkan, saat tarawih atau sahur lebih baik isi waktu dengan perbanyak istighfar, berdoa, serta shalat sunah. Setelah mengerjakan ibadah-ibadah, baru boleh bermain media sosial lagi.

Pada intinya, kriteria bermedia sosial yang baik pada bulan puasa tergantung pada pengguna media sosial itu sendiri. “Maka, berawal dari diri sendiri, harus menahan emosi serta nafsu saat berpuasa,” ucapnya.

“Puasa bisa batal dari perut dan kemaluan. Sisanya hanya mengurangi pahala. Bohong juga mengurangi pahala. Semua datangnya dari diri sendiri jika mau mendapatkan yang terbaik tanpa mengurangi pahala,” sambung dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement