Kamis 11 Dec 2014 21:42 WIB

Emirsyah Satar: Saya Mau Jadi Wartawan Saja

Rep: C85/ Red: Citra Listya Rini
Emirsyah Satar
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Emirsyah Satar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Emirsyah Satar yang menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Direktur Utama Garuda tampak tidak menunjukkan raut wajah tertekan. Di depan awak media, Emirsyah dengan nada bercanda bahwa dia berencana akan menjadi wartawan usai mundur dari BUMN penerbangan ini.

"Saya jadi wartawan saja," kata Emirsyah yang diikuti tawa para awak media di Jakarta, Kamis (11/12). Banyak orang bertanya-tanya mengapa Emir mundur lebih awal sebagai dirut Garuda.

Usai bertemu dengan Menteri BUMN, Emir menyatakan kepada awak media bahwa kemundurannya adalah demi kebaikan Garuda.

"Jadi kan saya ini sudah tidak bisa diperpanjang kan nanti awal Maret 2015 habis, tapi mengingat tahun depan adalah tahun yang sangat menantang, sebaiknya ada manajemen yang baru masuk dulu agar bisa menyiapkan 2015 nanti," kata Emir.

Tentang alasannya mengapa Emir tidak menunggu hingga 2,5 bulan lagi, Emir menganggap itu justru akan membuang kuartal terakhir yang tersisa. Dia menilai dengan mundurnya dia sekarang, maka direksi baru akan memiliki waktu lebih luang untuk merancang action plan ke depan. 

"Setiap manajemen ada style masing masing. Jadi Garuda saat ini berbeda dengan yang dulu. Bukan garuda yang, dulu kan pesawat 48, saat ini dengan Citilink saja kita ada 168 pesawat. Sehingga yang penting estafet dengan nantinya bagus," ujar Emir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement