REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Ketua Badan Pengurus Lazis Muhammadiyah, Hajriyanto Y Thohari menilai kebijakan untuk melakukan revisi doa di sekolah yang ingin dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anis Baswedan sangat tidak relevan.
"Sangat tidak relevan, masih banyak hal lain yang lebih penting," kata Hajriyanto kepada ROL di gedung UMJ, Ciputat, Tanggerang Selatan, Jumat (12/12).
Hajriyanto mengatakan, praktik doa di sekolah selama ini sudah cukup baik dilaksanakan. Menurutnya tidak ada suatu pemaksaan tertentu untuk mengikuti satu agama saja.
Wakil ketua MPR RI 2009-2014 itu juga mengingatkan kepada Mendikbud untuk tidak membuat kebijakan-kebijakan yang dapat memperkeruh keadaan di Indonesia. "Jangan buat kebijakan" yang dapat memancing masalah di Indonesia, " ujar
Hajriyanto menilai masih banyak kebijakan yang lebih penting seperti memperbaiki fasilitas sekolah, cara mengajar dan belajar, buku dan lain sebagainya. Bila ingin mengusung kebijakan baru, menurut thohari harus dapat dipertanggung jawabkan kerelevansiannya.
"Menteri pendidikan harus lebih teliti bila ingin membuat kebijakan," kata Hajriyanto.