REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Para aktivis Sabtu mengecam pemerintah Filipina karena tidak berbuat lebih banyak untuk menyelamatkan warga Filipina yang dipenggal kepalanya karena pembunuhan di Arab Saudi.
Carletto Lana dieksekusi di Riyadh pada Jumat (13/12) karena menembak seorang warga Saudi sebelum melarikannya dengan mobil, kata kantor berita SPA.
Migrante International, satu kelompok advokasi bagi jutaan orang Filipina yang bekerja di luar negeri, mengutuk eksekusi itu, mengatakan pemerintahan Presiden Benigno Aquino telah gagal untuk secara memadai membela Lana.
"Ini menunjukkan hak-hak migran tidak dilindungi. Tidak ada cukup bantuan hukum yang diberikan oleh pemerintah Aquino untuk ekspatriat di luar negeri," kata Mic Catuira, juru bicara kelompok.
"Itulah sebabnya warga Filipina di luar negeri melakukan ejekan ini," katanya, seraya bersikeras bahwa Lana telah bertindak untuk membela diri ketika ia membunuh orang Arab itu.
Menurut Migrante International, enam warga Filipina telah dieksekusi di luar negeri sejak tahun 2010.
Catuira mengakui bahwa eksekusi itu membuat kelompoknya terkejut.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Charles Jose juga mengatakan bahwa pemerintah tidak menyadari bahwa Lana dieksekusi Jumat.
Dia mengatakan kedutaan Filipina di Riyadh akan membantu keluarga Lana untuk memulangkan jenazahnya. Tetapi dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Sekitar 10 persen warga Filipina bekerja di luar negeri, tertarik oleh gaji yang tinggi dari yang mereka bisa dapatkan ketimbang di dalam negeri. Kiriman uang mereka adalah pilar utama mendukung perekonomian negara.
Kesejahteraan pekerja Filipina di luar negeri adalah masalah yang mudah memanas di dalam negeri dan Manila di masa lalu telah melobi pemerintah-pemerintah asing, termasuk Arab Saudi dan Tiongkok, untuk menyelamatkan nyawa warga Filipina dari hukuman mati di negara-negara itu.