REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Jutaan pemilih Jepang sedang menuju ke tempat pemungutan suara untuk mengikuti pemilihan sela. Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan pemilihan digelar untuk meningkatkan dukungan bagi reformasi ekonominya.
BBC News melaporkan, pemilih akan memilih untuk 475 kursi majelis rendah parlemen Jepang. Survei terbaru menunjukkan koalisi Abe kemungkinan akan memenangkan mayoritas, meskipun popularitasnya telah menurun.
Abe terpilih pada tahun 2012 dan mencoba untuk menghidupkan kembali perekonomian dengan meningkatkan belanja publik dan mencetak lebih banyak uang. Setelah sebuah ledakan awal pertumbuhan, Jepang tergelincir kembali ke dalam resesi pada paruh kedua tahun ini.
Namun, Abe menegaskan bahwa kebijakan, yang dikenal sebagai "Abenomics", bisa membawa Jepang kembali ke jalur. "Saya berjanji untuk membuat Jepang menjadi negara yang bisa bersinar lagi di pusat dunia," katanya dalam pidato kampanye baru-baru ini.
Para ekonom mengatakan peningkatan pajak penjualan dari 5 persen menjadi 8 persen pada bulan April mengetuk belanja konsumen dan membantu untuk menghentikan pertumbuhan. Kenaikan pajak disahkan oleh pemerintah sebelumnya pada tahun 2012, untuk mengekang utang publik yang sangat besar di Jepang, yang merupakan tertinggi di antara negara-negara maju.
Abe menyerukan pemilu untuk mencari mandat demi menunda kenaikan kedua dalam pajak 10 persen, yang dijadwalkan untuk tahun 2015.