Ahad 14 Dec 2014 17:00 WIB

Rusia Peringatkan AS Jika Diberi Sanksi Baru

Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: AP
Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW-- Moskow dapat dipastikan akan menanggapi sanksi baru, kalau saja Amerika Serikat memutuskan untuk memberlakukannya, kata seorang diplomat senior Rusia pada Sabtu (13/12), sebelum pertemuan bilateral menteri luar negeri kedua negeri itu.

Kesepakatan Dukungan Kebebasan Ukraina --yang disetujui pada Kamis (11/12) oleh kedua Majelis di Kongres AS mengesahkannya. "Perasaan anti-Rusia serta upaya untuk memberlakukan keputusan atas kami, yang dengan tegas tak dapat diterima", kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov kepada kantor berita Interfax.

Ryabkov, yang menyatakan Rusia tentu saja prihatin oleh perasaan di Capitol Hill itu, mengatakan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov barangkali mengangkat masalah tersebut dalam pertemuan dengan timpalannya dari AS John Kerry di Roma pada Ahad".

Berdasarkan kesepakatan yang akan ditandatangani oleh Presiden AS Barack Obama, Washington dapat menyediakan bantuan mematikan dan tidak mematikan buat Ukraina dan menjatuhkan sanksi tambahan atas Rusia, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.

Amerika juga bisa menyediakan buat Ukraina energi, sektor pertahanan, dan bantuan masyarakat sipil, dan memperluas program penyiarannya guna menghadapi propaganda Rusia di negara bekas Uni Sovyet itu.

Ryabkov menyebut kesepakatan tersebut tak dapat diterima dan skandal, dan menambahkan mereka yang berada di belakagnya tak memiliki pemahaman apa pun mengenai apa yang terjadi di dunia.

Diplomat itu juga mengatakan ambisi Washington untuk memaksakan keinginannya atas dunia, dengan menggunakan cara seperti sanksi, akan menghadapi "reaksi radikal" dari Rusia.

Amerika Serikat, bersama dengan sekutunya, telah menjatuhkan beberapa sanksi atas Moskow sehubungan dengan dugaan peran Rusia yang merusak kestabilan dalam krisis Ukraina, dan dengan keras memukul ekonomi Rusia. Menurut laporan resmi belum lama ini, negeri itu akan terperosok ke dalam resesi pada 2015.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement