REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA-- Pegiat masalah HIV-AIDS di Mimika, Papua, Pastor Bert Hogenboorn OFM menilai bahwa kalangan orang muda di wilayah itu sangat rentan tertular kasus HIV-AIDS.
Berbicara kepada Antara di Timika, Minggu, Bert Hogendoorn mengatakan dari 4.072 kasus Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-AIDS) di Timika sejak 1996 hingga September 2014, sekitar dua persen diantaranya menimpa orang muda.
Jumlah orang muda Mimika yang tertular HIV-AIDS, katanya, masih akan terus bertambah mengingat jika tidak mampu mengendalikan diri dari pola hidup tidak sehat seperti berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual dan lainnya.
"Untuk orang muda tetap berbahaya karena jumlah infeksi menular HIV-AIDS masih terus bertambah di kalangan masyarakat. Apalagi pemeriksaan HIV-AIDS harus atas persetujuan atau atas permintaan yang bersangkutan alias sukarela, tidak boleh dipaksakan," katanya.
"Kalau jumlah angka komulatif yang tercatat sudah sebesar itu, apalagi jumlah riil kasus di masyarakat mengingat angka yang terdaftar hanya sebagian dari jumlah yang sebenarnya," tambah Ketua Yayasan Peduli AIDS Timika (YPAT) itu.
Menurut dia, YPAT selama ini berkecimpung dalam upaya menyadarkan generasi muda tentang bahaya HIV-AIDS dan bagaimana upaya untuk mengatasinya. Melalui wadah Pemuda Indonesia Lawan AIDS (PILA) yang dibentuk YPAT, para pemuda dari berbagai usia mendatangi sekolah-sekolah untuk mengajak dan menyadarkan rekan-rekan sebaya mereka soal epidemi HIV-AIDS di Mimika.
Saat ini jumlah kasus HIV-AIDS terbanyak di Papua ditemukan di Kabupaten Jayawijaya dan Mimika. Pertumbuhan kasus HIV-AIDS di Mimika sangat cepat dalam kurun waktu 18 tahun terakhir sejak kasus tersebut ditemukan pertama kali pada 1996 pada seorang Wanita Pekerja Seks di Lokalisasi Kilometer 10, Kampung Kadun Jaya, Distrik Mimika Timur.