Rabu 17 Dec 2014 16:11 WIB

Motor Dilarang, Penumpang Transjakarta tak Melonjak?

Rep: c16/ Red: Mansyur Faqih
 Rambu larangan belok untuk sepeda motor terpasang di persimpangan jalan menuju M.H Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (16/12).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Rambu larangan belok untuk sepeda motor terpasang di persimpangan jalan menuju M.H Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (16/12). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tertutupnya jalur protokol dari Jalan MH Thamrin hingga Jalan Merdeka Barat tampaknya tidak menambah jumlah penumpang bus Transjakarta di Blok M, Rabu (17/12).   

Di halte Blok M, tidak banyak terlihat penumpang yang mengantre untuk naik bus Transjakarta. Dari dua pintu halte tersebut, hanya ada tiga penumpang di pintu khusus perempuan dan delapan penumpang laki-laki.

Gito, penjual koran yang berada di halte Blok M mengatakan, penumpang bus Transjakarta memang cukup ramai sampai pukul 08.00 WIB pagi. Namun, satu jam kemudian penumpang mulai berkurang.

Beberapa orang yang dijumpai ROL mengaku memang menggunakan Transjakarta karena jalur untuk kendaraan roda dua ditutup. 

Seperti Muhammad Sani yang baru saja membeli tiket electronik untuk menggunakan Transjakarta. Ia tidak mau direpotkan karena harus memarkir kendaraan di beberapa tempat yang jauh dari kantornya.

Sani menjelaskan, walaupun disediakan lahan parkir belum tentu gratis. Malah, kebanyakan lahan parkir di Jakarta berbayar dengan sistem per jam. "Jadi kalau menuju Kota tentu bayar lagi," ujar Sani

Ia menjelaskan, menggunakan Transjakarta tidak mengurangi tarif yang dikeluarkan. 

Karenanya, ia menyimpulkan kebijakan yang dikeluarkan pemda itu bukan untuk kepentingan rakyat. Sebab kemacetan jalan juga tidak berkurang. "Kalau tidak macet, bukan Jakarta namanya," kata Sani.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement