REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Antusiasme warga Bandung terhadap layanan wisata bus Tourist on The Bus (Bandros) sangat tinggi. Namun hal itu tidak sebanding dengan ketersediaan bus yang melayani wisata keliling Kota Bandung tersebut.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan akan segera menambah jumlah bus Bandros.
"Bandros ditambahin satu yang kuning, agar antrean tidak terlalu banyak. Kenapa cuma satu, ya kerena yang siap cuma satu," kata Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung, Kamis (18/12).
Ia mengatakan ketidakseimbangan antara peminat dengan jumlah bus layanan Bandros membuat antrean menjadi banyak. Hal itu membuat banyak warga menjadi kecewa.
"Tadinya tujuannya untuk meningkatkan tujuan wisata ke Bandung, menambah hiburan bagi warga. Tetapi begini ya (banyak antrean) karena ketersediaannya itu," ujar pria yang kerap disapa Emil tersebut.
Dengan antrean yang panjang, kata Emil, juga menimbulkan masalah baru. Ada oknum petugas di lapangan yang menaikkan tarif dari Rp 10 ribu menjadi Rp 50 ribu.
"Makanya banyak hal tidak disiplin terjadi. Katanya tidak antre tiba-tiba naik, sistem pengaturannya sampai Rp 50 ribu, saya enggak ngerti kenapa begitu makanya saya minta pak Herlan (Kadisbudpar) dalam dua hari harus dengan sistem baru," ujarnya.
Oleh karena itu juga, Pemkot Bandung memutuskan mengambil alih sementara pengelolaan bus Bandros melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dari sebelumnya Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung.
"Pengelolaannya kita cabut, agar pengelolaannya adil, biar dikelola Disbudpar dulu, sama tiketingnya juga" kata suami Atalia Kamil tersebut.