Senin 22 Dec 2014 11:53 WIB

Panglima TNI Akui Disiplin Prajurit Merosot

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (kedua kiri) memeriksa pasukan (Satgultor) ketika upacara pembukaan Latihan Gabungan Satgultor TNI Tri Matra IX 2014 di Lapangan Batalyon 461 Paskhas, Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (1/12).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (kedua kiri) memeriksa pasukan (Satgultor) ketika upacara pembukaan Latihan Gabungan Satgultor TNI Tri Matra IX 2014 di Lapangan Batalyon 461 Paskhas, Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (1/12).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengakui adanya kemerosotan disiplin dari para prajurit. Oleh karena itu, pihaknya akan meningkatkan peraturan militer dasar kepada setiap prajurit.

"Ini sedang kita garap bersama menjadi sebuah upaya yang serius dan sungguh-sungguh supaya penurunanan yang kita dan masyarakat rasakan bisa teratasi," kata Panglima TNI disela-sela Rapim TNI 2015, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (22/12).

Panglima TNI mengatakan, meski terjadi kemorosotan displin prajurit, namun itu hanya sebagian kecil saja dari keseluruhan prajurit.

"Namun, bagi kepala staf dan Panglima TNI penurunan prajurit sedikit pun tidak boleh terjadi," ucapnya.

Indikator adanya kemerosotan displin itu, ujarnya, adalah munculnya berbagai bentrok atau perkelahian, baik di antarsesama anggota TNI, masyarakat maupun dengan polisi. Kasus bentrok di Batam antara aparat TNI dengan Polisi adalah contoh nyata yang bisa dilihat masyarakat.

"Itu sebagian kecil saja. Masih sangat banyak yang dispilin dan baik-baik," tutur jenderal bintang empat kelahiran Kediri, Jatim ini.

Dia menegaskan terhadap fenomena tersebut diambil sejumlah langkah, seperti meningkatkan kesejahteraan. Kasus Batam adalah salah satu contoh karena rendahnya kesejahteraan di masyarakat.

"Memang ada sesuatu yang kurang di Batam. Nanti dilakukan perbaikan-perbaikan," ujarnya.

Langkah lainnya adalah menindak dan memproses secara tegas kepada mereka yang melanggar hukum. Langkah itu penting untuk mengembalikan kedisiplinan anggota.

Langkah lainnya adalah melakukan pembinaan kepada prajurit. Kepada para prajurit terus diingatkan dan ditegakkan aturan kedisiplinan. Khusus kasus Batam, langkah pembinaan berupa memindahkan sebagian prajurit ke tempat baru.

"Tujuannya agar tidak terus menjadi 'virus' kekacauan di tempat lama," tegas Moeldoko.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement