REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) resmi memulai operasi pengamanan Natal 2014 dan Tahun Baru 2015. Operasi bersandi Lilin Semeru 2014 tersebut dilaksanakan selama sepuluh hari, mulai 24 Desember 2014 hinga Januari 2015. Sebanyak 503 gereja di Jawa Timur dinyatakan menjadi objek utama pengamanan.
Kepala Polda Jatim Irjen Anas Yusuf menyatakan, Lilin Semeru 2014 merupakan operasi kemanusiaan. Tujuannya, adalah memberikan keamanan dan kenyamanan bagi umat Kristiani di Jatim dalam perayaan Hari Natal 2014. Selain itu, Anas menambahkan, operasi juga mencakup pengamanan Tahun Baru 2015 yang dirayakan seluruh warga Jatim.
Anas melaporkan, dalam operasi Lilin Semeru 2014, Polda Jatim menerjunkan 9.904 personel. Jumlah tersebut terdiri dari 1.300 anggota dari satuan Polda Jatim, serta 8.604 anggota dari satuan wilayah jajaran.
“Ada 503 gereja di Jawa Timur yang kami jaga, dengan prioritas 100 gereja besar yang tersebar di seluruh Jatim,” ujar Anas seusai Apel Gelar Operasi Lilin Semeru 2014 di Markas Polda Jatim, Surabaya, Selasa (23/12) pagi WIB.
Anas menyampaikan, wilayah Jatim telah ditetapkan sebagai salah satu prioritas pengamanan nasional selama Natal 2014 dan Tahun Baru 2015. Hal tersebut, menurut Anas, didasarkan pertimbangan bahwa Jatim adalah salah satu provinsi dengan penduduk terbesar, dinamika masyarakat yang tinggi, serta tingkat potensi gangguan keamanan yang juga tinggi.
Ancaman gangguan keamanan, menurut Anas, salah saatunya berasal dari kelompok teroris. Terlebih, menurutnya, beberapa hari lalu, tim Densus 88 Mabes Polri dan Polda Jatim baru saja menangkap dua orang yang diduga teroris di Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Banyuwangi.
“Gangguan terorisme akan kita antisipasi, terutama daerah Lamongan, Tapal Kuda (wilayah timur Jatim) dan sejumlah daerah lainnya,” kata mantan wakil kepala Bareskrim Polri tersebut.
Dalam operasi Lilin Semeru 2014, menurut Anas, selain pengamanan terbuka, kerja-kerja intelejen juga dikedepankan. Termasuk, menurut Anas, mengoptimalkan peran Bhayangkara Pembina Kamtibmas di seluruh Jawa Timur. “Intinya, kita menggunakan standar pengamanan untuk situasi yang paling buruk,” ujar Anas.
Selain gereja, Anas menyampaikan, pengamanan akan di lakukan di titik-titik strategis lainnya. Titik-titik tersebut mencakup jalur utama, stasiun kereta, terminal, pelabuhan, tempat rekreasi serta sentra sentra perekonomian dan keuangan.