REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gereja Theresia Jakarta Pusat menghadirkan nuansa tradisional dengan menggunakan batik pada Natal 2014. "Kali ini kita gunakan medium yang tradisional yaitu batik, karena kita inginkan budaya kita tetap terjaga," kata Romo Kepala Albertus Hani Rudi Hartoko di Jakarta, Rabu.
Kain batik digunakan sebagai aksesoris pohon natal dan kandang natal. Pohon natal tersebut menggunakan beberapa kain batik yang masing-masing memiliki makna tersendiri. Romo Albertus mengatakan, pemilihan batik sebagai aksesoris utama pohon natal kali ini merupakan pilihan kaum muda gereja.
Selain menggunakan batik, natal kali ini Gereja Theresia mengangkat tema "Keluargaku Melayani". Ketua panitia perayaan Natal Gereja Theresia, Nesya Nathan mengatakan, pohon natal unik dari batik tersebut merupakan hasil karya dekorasi warga paroki. "Sengaja kita pilih tema batik untuk dekorasinya agar lebih bervariasi berbeda dengan tahun lalu yang menggunakan barang bekas," kata Nesya.
Menjelang Natal pada 25 Desember, Gereja Theresia menyediakan beberapa tenda untuk menampung membludaknya jemaat. Diperkirakan sebanyak 3.000 jemaat akan mengikuti misa natal yang digelar di Gereja Theresia. Misa sendiri digelar sebanyak tiga kali yaitu pukul 12.00 WIB yang menggunakan bahasa Inggris bagi para ekspatriat.
Misa umum akan dilangsungkan pada pukul 17.00 WIB dan pada pukul 22.30 WIB bagi anak muda. Misa menjelang malam Natal itu berbeda dibandingkan misa sebelumnya karen akan ada tarian di tengah misa.