Kamis 25 Dec 2014 17:18 WIB

Wisata Lombok, dari Budidaya Mutiara Hingga Kerajinan Gerabah (2-habis)

Rep: ahmad baraas/ Red: Damanhuri Zuhri
Mutiara (Ilustrasi)
Mutiara (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,

Dengan mengunjungi pusat kerajinan gerabah di Lombok, wisatawan akan dapat harga yang lebih murah, serta pilihan motif yang lebih bervariasi.

Di pusat-pusat kerajinan gerabah, kita bisa menyaksikan langsung, bagaimana proses pembuatannya, serta menyaksikan langsung, perajin gerabah yang kebanyakan terdiri dari kaum ibu membuat berbagai hasil kerajinan dari tanah.

Mulai dari kerajinan yang ukurannya kecil, seperti cangkir dan tatakannya, sampai pada vas bunga berukuran besar.

Di Lombok juga dapat ditemukan pusat kerajinan tenun ikat di Lombok Timur maupun Lombok Tengah. Di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat Lombok Tengah, wisatawan bukan hanya bisa berbelanja dengan harga lebih murah.

Tetapi di tempat itu, wisatawan yang berminat, diajari cara menenun. "Ini pengalaman pertama saya belajar menenun," kata Alda, wisatawan Australia yang datang ke Lombok bersama suaminya, Tor.

Sementara di Mataram, wisatawan bisa mengunjungi pusat kerajinan kayu dan cukli. Di beberapa tempat, para perajin memberi hiasan pada produk-produk kerajinan kayunya dengan hiasan kerang cukli yang didatangkan dari Jawa Timur.

Di tempat ini, bahan mebel yang dibuat dari kayu mahagoni diberi warna hitam dan diisi dengan potongan-potongan kerang berukuran sekitar satu sentimeter, sehingga hasil kerajinan menjadi sangat menarik.

Mebel yang sudah dihias dengan cukli dijual dengan harga yang lumayan, berkisar antara Rp 4 juta per set. Namun produk kerajinan kayu ini tidak hanya berupa peralatan mebeler sepertu kursi dan meja tamu atau meja makan dan almari, karena ada juga penyekat ruangan, kaca hias dan sejumlah pernak-pernik hiasan rumah.

"Kami bisa melayani pembelian dan mengirimkan langsung ke alamat pembeli, sampai di luar negeri," kata H Murad, perajin cukli di Rungkang Jangkuk, Sayang-Sayang, Mataram.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement