REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Delapan pria bersenjata menyusup ke pangkalan utama Uni Afrika (AU) di Mogadishu pada Kamis (25/12) dan membunuh tiga prajurit pemelihara perdamaian serta seorang kontraktor sipil, kata misi AU di Somalia.
Kelompok gerilyawan Somalia, Ash-Shabaab, mengaku bertanggung-jawab atas serangan itu, yang berlangsung selama beberapa jam, dan mengatakan serangan tersebut telah menewaskan 14 prajurit pemelihara perdamaian. Beberapa saksi mata mengatakan mereka mendengar suara ledakan bom dan berondongan tembakan sepanjang hari.
"Kami mengincar musuh pada saat mereka merayakan Natal," kata Sheikh Abdiasis Abu Musab, Juru Bicara Operasi Militer Ash-Shabaab, kepada Reuters Jumat (26/12) pagi.
Pada masa lalu, Ash-Shabaab telah membesar-besarkan jumlah tentara yang tewas, sedangkan para pejabat telah mengecilkan jumlah korban jiwa di pihak mereka.
Gerilyawan yang bersekutu dengan Al Qaida itu ingin menggulingkan Pemerintah Mogadishu, dukungan Barat, dan menggambarkan tentara AU sebagai musuh. Kelompok fanatik tersebut juga ingin memasukkan Hukum Syari'ah ke di negara Afrika itu.
Serangan tersebut memperlihatkan kemampuan Ash-Shabaab untuk melancarkan serangan berskala besar di ibu kota sekalipun kelompok itu kehilangan wilayah di daerah pedessaan, setelah pasukan pemelihara perdamaian AU melancarkan dua serangan besar tahun ini.
Gerilyawan, yang sebagian menyamar dan mengenakan seragam Tentara Nasional Somalia, memasuki kamp sekitar saat makan siang dan berusaha memasuki prasarana penting. Selama aksi itu, lima di antara mereka tewas dan tiga orang lagi cedera, kata misi pemelihara perdamaian AU di Somalia, AMISOM, di dalam satu pernyataan.
Namun pernyataan tersebut tak mengungkapkan kewarganegaraan personel pemelihara perdamaian dan kontraktor sipil yang tewas dalam serangan itu.
Pangkalan AU di Halane berada di ujung kompleks Bandar Udara Mogadishu, yang menampung pangkalan buat operasi PBB di Somalia serta Kedutaan Besar Italia dan Inggris dan memiliki tembok serta pengamanan ketat.