REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah mencatat sebanyak 94.426 jiwa penduduk dari 285 desa di Kabupaten Aceh Utara mengungsi setelah rumah-rumah mereka dilanda banjir akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu sejak beberapa hari terakhir.
Kabag Humas Sekda Kabupaten Aceh Utara Amir Hamzah yang dihubungi dari Banda Aceh, Jumat (26/12), menjelaskan masyarakat korban banjir sejak dua hari lalu telah meninggalkan rumah dan kondisi air saat ini belum ada tanda-tanda surut.
"Tim evakuasi yang terdiri dari prajurit TNI dan personil Polri serta BPBD dan relawan lainnya terus melakukan penyisiran untuk mengevakuasi masyarakat ke sejumlah titik pengungsian, termasuk di surau-surau (meunasah)," katanya.
Ketinggian air yang merendam desa-desa di Aceh Utara antara satu sampai dua meter, dan itu merupakan bencana banjir terpuruk dalam beberapa puluh tahun terakhir, kata Amir Hamzah.
Banjir bandang yang melanda Aceh Utara itu telah merendam sebanyak 25 kecamatan, dan total penduduk yang diungsikan tersebut tersebar di 365 titik. Jaringan listrik sejak dua hari lalu telah dimatikan karena salah satu gardu induk PT PLN juga terendam banjir, kata Amir Hamzah.
Dari 25 kecamatan di Aceh Utara, ia menyebutkan sebanyak 18 kecamatan tergolong cukup parah didera banjir, dan tujuh lainnya sedang. Kendati demikian, sejauh ini belum diperoleh adanya laporan tentang korban jiwa akibat bencana alam di penghujung 2014 itu.
"Proses evakuasi juga masih terhambat dikarenakan peralatan yang tersedia masih kurang memadai. Namun, petugas terus mengimbau warga agar meninggalkan rumah mereka disebabkan banjir terus meluas dan hujan masih berpotensi turun di daerah ini," katanya menjelaskan.