Ahad 28 Dec 2014 05:29 WIB

Banser NU: Jangan Terprovokasi Video Ancaman ISIS

Video ISIS (Islamic State in Iraq and Syria) diputar saat konfrensi pers di Jakarta, Senin (4/8). Sejumlah umat lintas agama dan kepercayaan menolak keberadaan ISIS di Indonesia.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Video ISIS (Islamic State in Iraq and Syria) diputar saat konfrensi pers di Jakarta, Senin (4/8). Sejumlah umat lintas agama dan kepercayaan menolak keberadaan ISIS di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, URABAYA -- Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama menyerukan seluruh jajarannya untuk tidak terprovokasi menyikapi video yang diduga dari anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Kami minta tidak terprovokasi tantangan murahan itu. Namun, kami selaku pengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia selalu siap," kata Kepala Satuan Koordinasi Nasional Banser Alfa Isnaeni di Semarang, Sabtu Malam.

Hal itu diungkapkannya di sela-sela Kursus Pelatih (Suspelat) II Satuan Koordinasi Wilayah Banser Jawa Tengah bertema "Menuju Pelatih Yang Profesional" di Kantor Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jateng, Semarang.

Alfa menegaskan bentuk negara NKRI dengan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sudah disepakati seluruh elemen rakyat Indonesia, dan keanekaragaman di negara ini menjadi hal yang harus diterima.

"Dengan tantangan itu, kami jawab dengan upaya yang baik. Pertama, karena menyangkut persoalan konsep bernegara kami siap berdialog. Namun, kalau itu tidak dilakukan baik, ya, apa pun kami siap," tegasnya.

Tentunya, kata dia, Banser sebagai pengawal NKRI akan siap melakukan apapun untuk mempertahankan Indonesia dan seluruh langkah akan dikoordinasikan dengan para ulama selaku pemilik mandat Banser.

Menurut dia, Banser akan mengonsolidasikan kekuatan, mulai satkornas hingga satkor cabang, dan dari pusat sampai ke desa, apalagi Banser memiliki pasukan khusus bernama Densus 99 Asmaul Husna.

"Setiap persoalan yang terjadi di bawah selalu tercover sehingga dengan gerakan masif dari Densus, kami memperoleh informasi banyak. Para pimpinan bisa mengambil sikap sesuai kapasitasnya," katanya.

Tindakan yang dilakukan bergantung kondisi persoalan, baik nasional maupun daerah, kata dia, tetapi semua langkah yang dilakukan selalu berkoordinasi dengan TNI dan Polri selaku alat kelengkapan negara.

"Intinya, Banser siap apapun yang diminta. Dialog siap, apa pun siap, dalam bingkai mempertahankan NKRI. Keseriusan ini merupakan bukti konkret bahwa kami cinta NKRI," tukas Alfa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement