REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murdjatmojo mengemukakan, pesawat AirAsia bernomor penerbangan QZ 8501 dengan rute Surabaya-Singapura dinyatakan hilang kontak pada pukul 06.17 WIB.
Ia memperkirakan pesawat tersebut hilang di antara Tanjung Pandan, Bangka Belitung dan Pontianak, Kalimantan Barat. Ia menjelaskan pada pukul 6.12 pesawat tersebut masih memberikan kontak dan terlihat di radar.
"Pada saat kontak, pesawat meminta izin untuk menghindari awan dan minta naik ke ketinggian 38 ribu kaki," katanya, Ahad (28/12).
Pada awalnya, pesawat tersebut setelah lepas landas dari Bandara Internasional Djuanda Surabaya berada pada ketinggian 32 ribu kaki. Namun, karena cuaca buruk, pilot meminta izin untuk menaikan ketinggian.
Pesawat AirAsia QZ8501 berangkat dari Bandara Juanda, Surabaya, pada Ahad (28/12) pukul 05.20 WIB, dan seharusnya sudah tiba di Singapura pada pukul 08.30 Waktu Singapura atau 07.30 WIB.
Pesawat yang dipiloto oleh Kapten Irianto dan Co Pilot Remi Emmanuel ini membawa membawa 155 penumpang, terdiri dari 138 dewasa, 24 anak dan 1 bayi.
Melalui fan page facebook AirAsia, CEO AirAsia Tony Fernandes, Minggu (28/12) menyebutkan, bahwa saat ini pihak AirAsia belum bisa memberikan informasi lebih lanjut mengenai status para penumpang dan kru yang berada di dalam pesawat. Namun AirAsia tetap akan memberikan informasi kepada semua pihak apabila sudah tersedia informasi yang cukup.
Pesawat degan nomor penerbangan QZ8501 itu berjenis Airbus A320-200 dengan nomor registrasi PK-AXC. Saat ini, operasi pencarian dan penyelamatan sedang dilakukan, dan pihak AirAsia akan bekerjasama dalam operasi tersebut.
AirAsia juga memberikan nomor emergency call yang tersedia bagi keluarga dan kerabat dengan para penumpang di nomor +622129850801.
Selain itu, AirAsia juga akan merilis informasi lebih lanjut melalui website-nya di www.airasia.com.