REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU –- Memasuki penghujung 2014, harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu naik. Kondisi itu dikeluhkan masyarakat.
Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Baru Indramayu, Selasa (30/12), harga beras kualitas I saat ini sudah mencapai Rp 9.500 per kg, kualitas II seharga Rp 9.200 per kg dan kualitas III Rp 9.000 per kg. Harga tersebut berlaku untuk penjualan beras secara karungan.
Sedangkan penjualan secara eceran, harga beras untuk kualitas I mencapai Rp 10.500 per kg. ''Sekarang tidak ada beras yang harganya dibawah Rp 9.000 per kg,'' ujar pemilik kios beras Alaydroes, Wahyudi.
Wahyudi menjelaskan, kenaikan harga beras sudah terjadi di tingkat petani yang masih menyimpan gabah. Menurutnya, para petani itu hanya bersedia melepas gabahnya dengan harga tinggi.
Wahyudi menyebutkan, harga gabah kering simpan di tingkat petani saat ini berkisar Rp 6.200 per kg. Tingginya harga gabah tersebut, otomatis membuat harga beras yang dijual pedagang juga menjadi tinggi.
Wahyudi menambahkan, harga beras yang berlaku saat ini diprediksi akan lebih meningkat lagi. Hal itu terjadi sampai petani memasuki masa panen rendeng (penghujan) pada awal 2015 mendatang.
Seorang ibu rumah tangga di Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Ani, mengeluhkan tingginya harga beras saat ini. Apalagi, tingginya harga beras tersebut terjadi bersamaan dengan naiknya kebutuhan pokok lainnya pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). ''Setiap minggu harga beras naik terus, bikin pusing,'' keluh Ani.