Rabu 31 Dec 2014 02:15 WIB

Santri Daqu: tak Ada Tahun Baru di Gaza Kecuali Berdoa

Rep: C03/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pimpinan Pesantren Daarul Quran Internasional Ustaz Yusuf Mansur bersama santri Rumah Tahfidz Daarul Quran Gaza, Palestina.
Foto: Republika/Damanhuri
Pimpinan Pesantren Daarul Quran Internasional Ustaz Yusuf Mansur bersama santri Rumah Tahfidz Daarul Quran Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Santri Rumah Tahfidz Daarul Qur’an (Daqu) asal Gaza Palestina menyatakan di temat asalnya setiap tahun baru masehi umat muslim menganggapnya hal biasa dan tidak merayakannya dengan berlebihan. Bahkan umat muslim di Palestina tidak pernah merayakan pesta kembang api seperti lumrahnya dilakukan di sejumlah negara, melainkan sekedar memanjatkan doa  kepada Allah SWT.

“Tidak, di Gaza tidak ada pesta tahun baru, kami hanya berdoa kepada Allah semoga diberikan tahun yang lebih bagus dari tahun sebelumnya,” tutur santri Rumah Tahfidz Daarul Qur’an (Daqu) asal Gaza, Palestina, Umar Abu Husna kepada Republika di Tangerang, Selasa (30/12)

Umar mengarakan umat muslim Palestina memilih melakukan aktivitas seperti biasanya. Namun, kata Umar tradisi perayaan tahun baru di sejumlah wilayah di Gaza kerap diperingati oleh non muslim. 

Meski demikian kata Umar, umat muslim Palestina tetap menghormati non muslim yang memperingati dan merayakan tahun baru yang disebutnya sebagai tahun baru Al Masih. 

“Kalau di Gaza tidak ada pesta tahun baru, kecuali Nasrani itupun mereka melakukannya ditempat khusus dan tertutup, dan itu tidak masalah kami menghormati yang merayakan tahun baru Al Masih tapi orang muslim Palestina tidak merayakan itu, ” katanya.  

Tiga santri asal Gaza yang hafal 30 juz Al Qur’an, Umar Abu Husna (14), Salim Imaduddin Al Amasi (13) Husen Abu Jabal  (15) dan didampingi gurunya Muhammad Qodduro Abu Ziad rencananya juga akan mengikuti Dzikir Nasional dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad dengan tema ‘Dahulukan Persatuan dan Persaudaraan’ di Masji At Tin Taman Mini Indonesia Indah pada 31 Desember 2014. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement