REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Santri Rumah Tahfidz Daarul Qur’an (Daqu) asal Gaza Palestina menyatakan di temat asalnya setiap tahun baru masehi umat muslim menganggapnya hal biasa dan tidak merayakannya dengan berlebihan. Bahkan umat muslim di Palestina tidak pernah merayakan pesta kembang api seperti lumrahnya dilakukan di sejumlah negara, melainkan sekedar memanjatkan doa kepada Allah SWT.
“Tidak, di Gaza tidak ada pesta tahun baru, kami hanya berdoa kepada Allah semoga diberikan tahun yang lebih bagus dari tahun sebelumnya,” tutur santri Rumah Tahfidz Daarul Qur’an (Daqu) asal Gaza, Palestina, Umar Abu Husna kepada Republika di Tangerang, Selasa (30/12)
Umar mengarakan umat muslim Palestina memilih melakukan aktivitas seperti biasanya. Namun, kata Umar tradisi perayaan tahun baru di sejumlah wilayah di Gaza kerap diperingati oleh non muslim.
Meski demikian kata Umar, umat muslim Palestina tetap menghormati non muslim yang memperingati dan merayakan tahun baru yang disebutnya sebagai tahun baru Al Masih.
“Kalau di Gaza tidak ada pesta tahun baru, kecuali Nasrani itupun mereka melakukannya ditempat khusus dan tertutup, dan itu tidak masalah kami menghormati yang merayakan tahun baru Al Masih tapi orang muslim Palestina tidak merayakan itu, ” katanya.
Tiga santri asal Gaza yang hafal 30 juz Al Qur’an, Umar Abu Husna (14), Salim Imaduddin Al Amasi (13) Husen Abu Jabal (15) dan didampingi gurunya Muhammad Qodduro Abu Ziad rencananya juga akan mengikuti Dzikir Nasional dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad dengan tema ‘Dahulukan Persatuan dan Persaudaraan’ di Masji At Tin Taman Mini Indonesia Indah pada 31 Desember 2014.