REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Masyarakat di Jawa Timur menyambut positif kebijakan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak subsidi mulai 1 Januari 2015.
"Saya senang dengan adanya penurunan harga BBM subsidi karena kini ongkos perjalanan bisa semakin hemat," kata salah seorang pembeli premium asal Surabaya, Wahyu Santoso, ditemui di Surabaya, Kamis (1/1).
Ia mengungkapkan, saat harga premium menyentuh posisi Rp8.500 per liter maka biaya yang dikeluarkan untuk membeli sekitar 2,22 liter bensin dapat mencapai Rp20.000. Akan tetapi, ketika sekarang harga premium turun menjadi Rp7.600 per liter maka dana yang disalurkan untuk 2,22 liter bensin justru lebih rendah atau cukup Rp15.000.
"Selain itu, dengan adanya penurunan harga tersebut saya yakin dampak keberlanjutan dari kenaikan harga BBM subsidi per November 2014 yang dirasakan masyarakat dapat diredam. Khususnya biaya transportasi seperti tarif bus dan angkutan umum lain bisa turun," ujarnya.
Pada saat ini, jelas dia, penurunan harga BBM subsidi tidak hanya terlihat di Surabaya. Tetapi hampir di seluruh kabupaten/kota di provinsi tersebut. Bahkan, di beberapa SPBU di daerah juga terlihat antrean pembeli bensin maupun solar.
"Ketika saya melakukan perjalanan dari Surabaya ke Nganjuk hari ini, dari 20an SPBU yang menyebar di sepanjang rute tersebut sebanyak 15 SPBU terlihat adanya antrean pembeli," katanya.
Bahkan, tambah dia, kepadatan konsumen di berbagai SPBU itu sama seperti saat pemerintah menerapkan kebijakan kenaikan harga BBM subsidi pada November lalu. Apalagi dengan kian berkembangnya media sosial dan media massa pada masa kini maka masyarakat semakin mudah mendapatkan informasi.
"Pantas saja ketika mendengar ada kenaikan atau penurunan harga, konsumen langsung saja menyerbu SPBU di daerahnya," katanya.
Di tempat terpisah, Assistant Manager Eksternal Relation Pertamina MOR V Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara, Heppy Wulansari, menyatakan, komitmen perseroan untuk mematuhi segala kebijakan pemerintah. Untuk itu pihaknya siap menjamin stok dan distribusi BBM subsidi di Jatim pascaditurunkannya harga komoditas tersebut.
"Kalau konsumsi Natal Tahun 2014 dan Tahun Baru 2015 untuk premium turun 9 persen dibandingkan normal 11.360 KL/hari menjadi 10.341 KL/hari. Solar turun 12 persen dari normal 5.859 KL/hari menjadi 5.155 KL/hari," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, satgas tetap ditugaskan oleh Pertamina hingga tanggal 8 Januari 2015. Terkait kebijakan pemerintah terhadappendistribusian dan harga jual eceran BBM, per 1 januari 2015 harga BBM di seluruh SPBU juga sudah disesuaikan yaitu premium Rp7.600/liter dan solar Rp 7.250/liter.
"Mengingat untuk premium sudah tidak ada lagi subsidi maka harga juga akan mengalami perubahan secara periodik. Ketentuan itu sebagaimana BBM nonsubsidi lainnya (pertamax, pertamax plus, pertamina dex)," katanya.