REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI belum mengetahui cara kerja Tim Sembilan bentukan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga karena belum mendapatkan pemberitahuan secara resmi.
"Kami baru dengar dari media. Makanya kami belum mengetahui cara kerja mereka," kata Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin di sela peresmian kembali Kantor PSSI yang berada di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (2/1).
Sebelumnya Menpora Imam Nahrawi secara resmi mengumumkan personel Tim Sembilan yang beranggotakan mantan Wakapolri Oegroseno, sosiolog Imam Prasojo, pengamat olahraga Budiato Sambazy, mantan pemain sepak bola Ricky Yakobi, Deputi V Kemenpora Gatot S Dewa Broto.
Selain itu, akademisi dari Universitas Negeri Surabaya Nurhasan, mantan Duta Besar Indonesia di Swiss Joko Susilo, mantan Ketua PPATK Yunus Husen dan mantan Direktur Pencegahan KPK Eko Tjiptadi.
Tugas dari Tim Sembilan yang sokong pendanaan sekitar Rp2 miliar itu akan menjalankan tugasnya meliputi masalah pengelolaan organisasi persepakbolaan dan penyelenggaraan kompetisi sepak bola nasional. Selain itu juga menyangkut pembinaan usia dini.
Jika salah satu tugas dari Tim Sembilan lainnya adalah masalah pemberantasan judi hingga mafia, PSSI kata Djohar Arifin Husin siap membantu dalam pemberantasannya.
"Kami siap membantu akan memberantas judi maupun mafia sepak bola. Tidak ada yang ditutup-tutupi," kata pria yang juga mantan staf khusus Menpora itu.
Terkait dengan PSSI yang tidak dilibatkan dalam Tim Sembilan, Djohar Arifin Husin menegaskan jika tidak mengetahui proses pemilihan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kemenpora.
"Kami tidak tahu masalah ini. Yang jelas kami tidak pernah diajak bicara," kata Ketua Umum PSSI yang terpilih pada Kongres Solo, Jawa Tengah, itu.
Untuk masalah keuangan, kata dia, PSSI juga sudah terbuka sesuai dengan aturan yang berlaku. Bahkan, untuk masalah keuangan selalu diaudit oleh tim independen yang direkomendasikan oleh FIFA sebagai induk organisasi sepak bola dunia.