REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Upaya Pemerintah Kota Bogor menertibkan jalur angkutan kota di sekitar Stasiun Bogor diapresiasi sejumlah sopir angkot. Para sopir menilai angkot memang perlu dibenahi karena menjadi moda transportasi utama masyarakat yang ingin meneruskan perjalanan dari dan menuju stasiun.
Hamdani, sopir angkot jurusan Sukasari-Bubulak contohnya. Ia berpendapat antrean angkot yang menunggu penumpang di pintu masuk stasiun membuat ruas Jalan Kapten Muslihat kerap macet. Namun, menurutnya, hal itu karena lebar jalan yang sempit.
“Ini jalan tengah kota tapi sempit, belum lagi polisi memasang pembatas jalan, semakin sempit,” kata dia, Senin (5/1).
Namun, ia mengatakan akan mendukung pemkot dalam pembenahan jalur. Apalagi, kata dia, angkot akan diberikan celukan khusus untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. “Kalau tidak ngetem, bagaimana bisa dapat penumpang banyak,” ungkap Hamdani.
Stasiun Bogor merupakan lokasi strategis bagi ratusan angkot untuk menjaring penumpang. Tak jarang persaingan antara sopir trayek angkot juga terjadi. "Angkot yang pertama datang harus penuh duluan, kalau tidak sopirnya marah," ujar Yana, calo angkot stasiun.
Yana menambahkan, meski masih macet, kondisi antrean angkot yang ngetem di depan pintu stasiun sudah semakin baik dari tahun-tahun sebelumnya, terutama setelah pintu stasiun dipindah ke barat. Selain itu, kata dia, kini stasiun juga telah bebas pedagang kaki lima (PKL) yang membuka lapak dan menjajakan dagangannya di sepanjang Jalan Mayor Oking.