REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Memasuki bulan Januari dimana curah hujan semakin meninggi versi BMKG, normalisasi Sungai Cisadane masih belum dilaksanakan. Pemerintah Kota Tangerang saat ini masih menunggu dana dari pusat untuk proyek normalisasi sungai itu.
Walikota Tangerang Arief R Wismanyah menuturkan saat ini Kota Tangerang kekurangan infrastruktur untuk melakukan normalisasi Sungai Cisadane. "Karena membutuhkan anggarann yang besar," ujar dia saat apel siaga banjir, Selasa (6/1).
Dia menyebutkan anggaran hanya Rp 60 miliar dari APBD untuk penanganan banjir secara keseluruhan di Kota Tangerang. "Jadi saat ini pemkot hanya fokus pembersihan sampah dan juga limbah di Sungai Cisadane," ujar dia.
Arief mengatakan ada perubahan pendanaan dari pusat untuk normalisasi Sungai Cisadane. Dia menyebutkan dalam pembahasan dengan Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2014 lalu, direncanakan dana sebesar Rp 200 miliar.
"Tetapi ketika saya berkunjung ke Kementerian PU dan Perumahan Rakyat pekan lalu, akan ada perubahan dana menjadi Rp 1,9 triliun," ujar dia.
Arief menuturkan saat ini pengerjaan belum dilakukan karena yang akan melakukan normalisasi adalah Kementerian PU dan Perumahan Rakyat. Saat ini, kata Arief, kementerian tersebut sedang membahas perubahan anggaran melalu APBNP.
"Pembahasan APBNP sekitar bulan Januari dan Februari," ujar dia. Proses berikutnya, kata Arief, nanti Kementerian PU yang akan melakukan lelang sekitar tiga bulan.
Untuk proyek normalisasi Sungai Cisadane, kata Arief, Pemkot Tangerang berperan di sisi relokasi untuk warga. Dia menuturkan saat ini masih banyak warga yang hidup di pinggiran Sungai Cisadane. "Kita yang akan membangun rumah susun bagi warga yang direlokasi, tetapi dana pembangunan rusun tetap berasal dari Kementerian ," ujar dia.
Arief menambahkan Pemkot nantinya yang akan menyediakan lahan bagi pembangunan rusun dengan memanfaatkan lahan fasum yang ada. Dia menjelaskan rusun nanti akan diprioritaskan pada warga yang berada di titik banjir Sungai Cisadane. Saat ini, kata Arief, pihaknya sedang mencari lahan seluas satu hektare untuk pembangunan rusun.