REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengaku prihatin melihat fenomena masjid yang menjadi tempat transaksi narkoba. Bahkan, Masjid Agung Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau dijadikan untuk tempat berpacaran dan perselingkuhan pula.
"Benar-benar memprihatinkan," ungkap Ketua Bidang Pendidikan MUI, Anwar Abbas, kepada ROL, Kamis (8/1). Anwar menyatakan pernyataan Wan Aris Munandar itu jelas sangat memprihatinkan. Tempat itu, katanya, dijadikan sebagai ladang kemaksiatan seperti perdagangan dan penggunaan narkoba.
Anwar juga mengaku telah mendengar penjelasan lain dari Zabarudin,tokoh masyarakat Natuna. Menurut Anwar, Zabarudin menyatakan halaman mesjid tidak hanya digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab sebagai tempat transaksi narkoba. Namun, dijadikan pula untuk berpacaran dan perselingkuhan.
Menurut kedua tokoh itu, kata Anwar, halaman mesjid memang dijadikan tempat untuk melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Menurutnya, keadan demikian karena kondisi mesjid gelap gulita.
Mendengar alasan tersebut, MUI mengaku dapat memahami alasan kedua tokoh tersebut. Namun, menurut Anwar, semestinya pemerintah dan pihak aparat bisa sigap bertindak. Apalagi, mereka sudah diberitahu oleh masyarakat.
"Jadi tidak menjadikan alasan gelap dan tidak adanya aliran listrik ke mesjid tersebut untuk tidak bertindak," tegas Anwar.