Jumat 09 Jan 2015 11:17 WIB

Setelah #JeSuisCharlie Muncul Tagar #JeSuisAhmed

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Esthi Maharani
Petugas medik membawa korban yang terluka saat penembakan kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis.
Foto: ap
Petugas medik membawa korban yang terluka saat penembakan kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Seorang polisi yang tewas dalam penembakan kantor majalah mingguan Charlie Hebdo menarik perhatian netizen media sosial setelah media setempat melaporkan dia seorang polisi Muslim.

Seperti diberitakan ABC News, Kamis (8/1), mengutip dari surat kabar Le Figaro, Ahmed Merabet (41 tahun) bertugas di kantor polisi di pemerintah daerah ke 11 di Paris. Juru bicara Departemen Polisi Paris mengatakan Merabet menjadi polisi sedikitnya selama tiga tahun.

Dia menolak memberi informasi lebih lanjut atas permintaan keluarga Merabet. Banyak pengguna media sosial mengunakan tanda pagar (tanda pagar) #JeSuisAhmed yang berarti "Saya Ahmed" untuk menunjukkan dukungan mereka kepada polisi tersebut.

Sebagian besar pengguna menggarisbawahi tindakan Merabet yang melindungi majalah Charlie Hebdo dengan nyawanya. Padahal majalah tersebut memuat kartun Nabi Muhammad SAW.

Sebelumnya, tagar #JeSuisCharlie muncul tidak lama usai insiden penembakan. Juru bicara serikat polisi Perancis Rocco Contento mengatakan kepada New York Times keluarga Merabet berasal dari Afrika Utara sebelum beremigrasi ke Paris. Dia tidak tahu apakah Merabet masih menjalankan agamanya.

Merabet menjadi korban terakhir penembakan. Dia ditembak dari jarak dekat meski telah mengangkat tangan tanda menyerah. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement