Jumat 09 Jan 2015 13:45 WIB

Soal Charlie Hebdo, Alwi Shihab: Betapa Pun Sakitnya Hati, Kekerasan tidak Dibenarkan

Rep: c08/ Red: Agung Sasongko
Pemimpin Redaksi Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier menjadi korban serangan brutal.
Foto: AP
Pemimpin Redaksi Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier menjadi korban serangan brutal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Luar Negeri era pemerintahan Gusdur, Alwi Shihab ikut berkomentar mengenai penyerangan brutal terhadap redaksi salah satu majalah di Perancis, Charlie Hebdo. Alwi menyadari bahwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad yang pernah dilakukan majalah mingguan tersebut melukai perasaan umat Islam.

Menurut dia reaksi keras dengan pembataian terhadap redaksi Charlie Hebdo juga tak dapat dibenarkan.

“Betapapun sakitnya hati, pedihnya perasaan atas penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW oleh mingguan Charlie Hebdo. Namun reaksi keras dengan pembantaian brutal terhadap redaksi Charlie Hebdo tidak dapat dibenarkan,” kata Alwi melalui akun twitter pribadinya @ShihabAlwi, Jumat (9/1).

Alwi menyebutkan, seharusnya semua umat Islam meniru keteladanan nabi dalam menyikapi penghinaan-penginaan baik kepada dirinya maupun terhadap Islam.  Semasa hidup, nabi kata Alwi tak luput dari celaan, dihina, hingga dilempar batu oleh orang-orang yang tidak menyukainya.

Meski demikian, nabi tak lantas membalas tindakan tersebut dengan hal yang sama. Nabi justru balik mendoakan hingga mencerahkan orang-orang yang nyata bebuat jahat kepadanya,

“Nabi sendiri dicemooh, dilempar batu dan diusir, namun pembalasannya dengan mendoakan dan mencerahkan. Mari kita teladani Nabi utk bersikap bijak dalam bereaksi atas penghinaan. Hal tersebut memang mudah diucapkan, namun sulit dilaksanakan,” ucap Alwi.

Seperti yang diketahui, Majalah Perancis Charlie Hebdo telah diserang dengan senjata mematikan pada Rabu (7/1). Penyerangan ini telah mengakibatkan setidaknya 12 orang tewas. Pelaku diduga berjumlah tiga orang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement