REPUBLIKA.CO.ID, PBB, NEW YORK -- Misi PBB di Mali (MINUSMA) mengutuk serangan terhadap prajurit pemelihara perdamaiannya di Mali Utara, kata seorang juru bicara PBB pada Jumat (9/1).
"Tujuh prajurit pemelihara perdamaian dari Senegal cedera dan telah diungsikan," kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq dalam taklimat harian.
Menurut MINUSMA, prajurit pemelihara perdamaian itu sedang berpatroli di dekat satu bandar udara di Kota Kecil Kidal pada Jumat pagi, ketika salah satu kendaraannya melindas peledak.
Misi tersebut menyatakan daerah ledakan itu telah diamankan dan satu tim ahli dari Misi tersebut telah memulai penyelidikan.
"MINUSMA menyeru semua pelaku yang terlibat dalam proses perdamaian agar menghormati komitmen yang telah mereka buat pada September lalu di Aljier, Ibu Kota Aljazair, guna mencegah serangan terhadap prajurit pemelihara perdamaian," kata Haq, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Sabtu (10/1).
"Misi itu juga menyerukan agar mereka yang bertanggung-jawab atas perbuatan ini diseret ke pengadilan."
Serangan itu adalah yang paling akhir dari rangkaian kerusuhan yang ditujukan terhadap prajurit pemelihara perdamaian PBB. Pada Ahad (4/1), delapan "prajurit baret biru" cedera di Wilayah Gao, Mali Utara, ketika kendaraan mereka terkena ledakan bom.
Sejak kudeta militer terjadi Mali pada Maret 2012, wilayah utara negeri tersebut telah menjadi kubu gerilyawan.
Tugas utama MINUSMA ialah mendukung proses politik di negara Afrika Barat itu, melalui kerja sama erat dengan Uni Afrika dan Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS).