Ahad 11 Jan 2015 15:15 WIB

Penipuan Online Resahkan Penjual dan Pembeli

Rep: C09/ Red: Bayu Hermawan
Penipuan rentan membayang-bayangi pembeli toko online, kewaspadaan diperlukan agar barang yang diinginkan sesuai harapan.
Foto: Prayogi/Republika
Penipuan rentan membayang-bayangi pembeli toko online, kewaspadaan diperlukan agar barang yang diinginkan sesuai harapan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mudahnya berbelanja secara online telah menarik perhatian banyak orang, terutama mereka yang tidak memiliki waktu banyak untuk berbelanja ke toko.

Tingginya minat masyarakat berbelanja secara online, diikuti dengan sejumlah oknum untuk melakukan kejahatan penipuan jual beli. Oknum-oknum ini membuka situs jual beli online palsu.

Fidyastria (27), warga Slipi, Jakarta Barat, yang sering melakukan pembelian secara online, mengaku pernah terkena penipuan toko online. Saat itu ia membeli satu buah sabun pemutih Korea dengan harga mahal, namun ternyata hanya dikirimi sabun biasa.

"Kita deal dan transfer uang, setelah menunggu lama sekitar satu minggu, ternyata dikirimi barang lokal dan penjualnya sudah tidak dapat dihubungi," ujarnya, Ahad (10/1).

Menurutnya penipuan dengan modus belanja online akan sangat mudah dilakukan, hal itu karena antara pembeli dan penjual tidak bisa bertemu secara langsung. Fidya juga mengaku meski kerugiannya tidak seberapa namun pelaku masih  memiliki kesempatan untuk menjerat banyak korban dan mendapat keuntungan berlipat.

"Kalaupun lapor polisi paling untuk mengusut kasusnya saja, bukan untuk mengembalikan uang saya yang sudah diambil pelaku," katanya.

Sementara Selly Firgina Primadenty (23), pemilik usaha online Eleftheria, membenarkan banyaknya penipuan yang dilakukan oleh sejumlah orang dengan berkedok penjualan online. Hal tersebut tidak hanya meresahkan pembeli tapi juga meresahkan penjual produk online.

"Banyaknya penipuan menimbulkan ketidakpercayaan, akibatnya calon pembeli semakin banyak tanya bahkan meneror resi pengiriman," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement