Rabu 14 Jan 2015 06:14 WIB

PTBA Tbk Bantu Pembangunan Kebun Raya Sriwijaya

Rep: Maspril Aries/ Red: Agung Sasongko
 Direktur SDM dan Umum PTBA Tbk Maizal Gazali mendapat ucapan selamat dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Selasa (13/1) di Palembang
Foto: Republika/Maspriel Aries
Direktur SDM dan Umum PTBA Tbk Maizal Gazali mendapat ucapan selamat dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Selasa (13/1) di Palembang

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Rencana Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) membangun kebun raya tanaman obat-obatan yang pertama di Indonesia oleh Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Daerah (Balitbangnovda) Sumsel mendapat dukungan banyak pihak.

Salah satu stakeholder yang mendukung pembangunan kebun raya dengan nama Kebun Raya Sriwijaya tersebut adalah PT Bukit Asam (PTBA) Tbk. Realisasi bantuan BUMN tersebut, Selasa (13/1) ditandatangani dalam nota kesepahaman antara PTBA Tbk yang diwakili Direktur SDM dan Umum Maizal Gazali dengan Gubernur Sumsel Alex Noerdin yang disaksikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya di Griya Agung, Palembang.

Menurut Maizal Gazali, untuk pembangunan Kebun Raya Sriwijaya PTBA memberikan bantuan sebesar Rp9.229.093.980. Bantuan tersebut bukan dalam bentuk dana tunai melainkan PTBA membangun zona kantor pengelola dan pusat informasi pengunjung senilai dana tersebut.

Untuk bantuan tersebut, BUMN tambang batu bara tersebut mengalokasikan dari dana CSR (Corporate Social Responsibility). “PTBA ingin berkontribusi dan ikut mendukung realisasi pembangunan Kebun Raya Sriwijaya yang digagas Gubernur Sumatera Selatan, merupakan kebun raya pertama di Sumatera Selatan,” kata Maizal Gazali.

Sementara itu untuk pembangunan Kebun Raya Sriwijaya Kepala Balitbangnovda Sumsel Ekowati Retnaningsih, merupakan kebun raya tanaman obat pertama di Indonesia.

“Kebun raya ini akan mulai dibangun 2015. Kebun raya Sriwijaya akan berbeda dengan kebun raya yang sudah ada di Indonesia. Kebun raya ini lebih banyak akan diisi oleh jenis tanaman obatan khususnya yang hidup di berbagai daerah di Sumatera Selatan,” katanya.

Untuk merealisasikan kebun raya dengan luas sekitar 100 hektar tersebut menurut Kepala Balitbangnovda dibutuhkan biaya yang cukup besar. “Kita membutuhkan dana sebesar Rp394,17 miliar yang bersumber dari APBN sebesar Rp158,77 miliar dan APBD Sumsel Rp67,62 miliar. Kita juga akan melibatkan mitra seperti perusahaan swasta, perbankan dan juga BUMN untuk berpartisipasi. Dari para mitra kita harapkan bisa terkumpul Rp167,77 miliar,” ujarnya.

Menurut Ekowati Retnaningsih, pembangunan Kebun Raya Sriwijaya berada di Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir (OI) tersebut akan dikembangkan menjadi pusat penelitian dan pendidikan, serta pariwisata.

“Pembangunannya berikut fasilitas pendukung membutuhkan waktu sekitar tiga tahun dan diharapkan pada 2017 sudah selesai dan diresmikan,” katanya.

Selain itu, pembangunan kebun raya yang diilhami kebun raya di Guangxi, Tiongkok tersebut juga melibatkan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Lembaga ini sudah melakukan survei ke seluruh daerah di Sumsel untuk menghimpun jenis tanaman yang akan ditanam di kebun raya yang sebagian merupakan lahan basah dan sebagian kecil lahan kering.

Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan untuk pengelolaan kebun raya tersebut ke depan membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki inovasi dan kreativitas juga menguasai sektor pariwisata.

“Kita ingin kebun raya ini selain sebagai kawasan konservasi juga menjadi salah satu obyek wisata unggulan di Sumatera Selatan,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement