REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengimbau agar umat Islam di Indonesia tak perlu terprovokasi pada aksi-aksi maupun pernyataan solidaritas setelah kasus penyerangan kantor tabloid satir Charlie Hebdo.
“Umat Islam Indonesia tak perlu terprovokasi dengan aksi tidak simpatik. Muslimin Indonesia harus tunjukkan bahwa esensi ajaran Islam adalah memanusiakan manusia, bukan justru menistanya,” ajak Menag dalam rilisnya, Kamis (15/1).
Kasus terjadinya penembakan atas sejumlah wartawan di Paris pekan lalu, ujar Menag, harus disikapi dengan hal-hal yang tidak menimbulkan reaksi balik, serta tak memperkeruh keadaan.
Reaksi emosional dengan menggalang kekuatan dengan cara membuat karikatur besar-besaran sebagai bentuk dukungan dan wujud simpati atas tewasnya redaksi Charlie Hebdo, ujarnya, justru bisa menimbulkan reaksi balik yang lebih keras yang sama sekali tak diharapkan.
“Kebebasan pers mestinya dilakukan dengan tetap menghormati keyakinan umat beragama, termasuk umat Muslim yang tidak boleh menggambar wujud fisik Nabi Muhammad SAW. Sebaliknya, sebesar apapun kekecewaan dan amarah kita atas penghinaan seseorang terhadap keyakinan kita, tak lantas membolehkan kita main hakim sendiri dengan tindak kekerasan, apalagi sampai menghilangkan nyawa orang lain,” papar Menag.
Politisi PPP ini pun mencontohkannya dengan sikap Rasulullah SAW saat dihina dan dilecehkan orang kafir. Beliau justru mendoakan orang yang menghinanya, bukan membalas dengan kekerasan, apalagi membunuhnya.
“Semua silang sengketa mestinya diselesaikan dengan menempuh jalur hukum di pengadilan. Itulah cara beradab, bukan dengan main hakim sendiri, apalagi dengan menumpahkan darah sesama kita,” tegas Menag.