REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Masyarakat Islam di Prancis berdiri tegak menolak untuk mendukung Charlie Hebdo. Meskipun posisi mereka semakin terpojok usai penyerangan kantor majalah satir itu.
Muslim di Prancis menolak mengatakan 'Je Suis Chalie' atau yang berarti 'Saya Charlie'. Dengan kata lain, mereka tetap menolak keberadaan Charlie Hebdo.
Laman Islam Online melansir, Muslim Prancis menyatakan, Charlie Hebdo merupakan media yang telah menyakiti dan menyinggung hati jutaan Muslim di dunia. Karena, Nabi Muhammad SAW lebih berharga daripada keluarga mereka sendiri.
Menurut pemuda Islam di Prancis, Charlie Hebdo sebenarnya sudah diperingatkan atas tindakan mereka yang kontroversi itu. Namun, mereka terus menerus mengejek dan menghina Rasulullah SAW. Padahal sikap mereka dengan sangat jelas telah menyakiti umat Islam di dunia.
Meski tidak menyukai Charlie Hebdo, pemuda itu dengan tegas membenci tindakan penyerangan yang diduga dilakukan ekstremis. Menurutnya, tindakan pembunuhan itu dosa dan mereka harus mempertanggungjawabkan tindakan mereka kepada Allah SWT.
"Saya bukan Charlie, tapi saya Muslim yang menolak keras pembunuhan," jelas pemuda itu.
Sebelumnya, kantor Charlie Hebdo diserang oleh kelompok yang mengaku Islam di Prancis. Peristiwa itu menyebabkan 12 orang tewas ditembak oleh tiga pelaku. Penyebab penembakan diduga karena upaya balas dendam.
Charlie Hebdo merupakan media yang acapkali menghina pihak tertentu, termasuk keyakinan atau agama. Majalah itu bahkan pernah menyerang umat Islam dengan menggambar Nabi Muhammad SAW.