REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA - Eksekusi mati terhadap dua warga Australia pelaku penyeludupan heroin ke Indonesia masih menunggu upaya grasi. Jika eksekusi ini jadi dilaksanakan, Indonesia dinilai akan menerima gelombang amarah dari Australia.
Wakil Rektor Universitas Katolik Australia, Greg Craven, menyatakan jika dua warga negara Australia yang tergabung dalam Bali Nine tersebut dieksekusi mati maka warga Australia akan meresponsnya dengan gelombang amarah. Menurutnya, secara kasatmata tak ada bedanya penembakkan untuk eksekusi mati dengan penembakan yang dilakukan pelaku penyanderaan Sydney beberapa waktu lalu.
Karena itu, Craven mendorong agar pemerintahan Australia kembali mengirimkan delegasinya ke Indonesia. Ia menyadari bahwa pemerintah Australia telah berusaha untuk mencegah agar eksekusi mati tidak dilaksanakan. Akan tetapi ia melihat upaya yang dilakukan pemerintahan Australia masih kurang.
Pekan lalu, Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyatakan bahwa ia sangat berharap agar eksekusi mati terhadap dua warga Australia tersebut tidak berlanjut. Abbott menyatakan melindungi kehidupan warga Australia merupakan hal yang mendasar. Tetapi ia juga menambahkan bahwa Ia tidak mau upaya yang ia lakukan merusak hubungan Australia dengan Indonesia,
Abbott menyatakan pemerintah Australia menentang hukuman mati terhadap warganya. Meski begitu, Pemerintah Australia juga berkewajiban untuk menghormati sistem hukum yang berlaku di negara lain. Karena itu, ia akan menyayangkan jika eksekusi mati tersebut tetap dilaksanakan.
"Hubungan pertemanan dengan Indonesia merupakan hal penting bagi Australia, dan saya ingin itu terus berlanjut," terang Abbott, seperti dikutip dari Guardian, Jumat (19/1)
Dua warga Australia yang tergabung dalam Bali Nine ialah Myuran Sukumaran dan Andrew Chan. Bersama dengan tujuh orang lainnya tertangkap karena berusaha menyelundupkan 8,2 kilogram Heroin dari Australia ke Indonesia. Pengadilan Negeri Denpasar telah memvonis Sukumaran dan Chan dengan hukuman mati. Grasi Sukumaran telah ditolak sedangkan Chan masih akan melakukan upaya grasi.