Sabtu 17 Jan 2015 11:01 WIB

Ketika Piala Afrika tanpa Juara Bertahan

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Didi Purwadi
Piala Afrika 2015
Foto: wiki
Piala Afrika 2015

REPUBLIKA.CO.ID, MALABO -- Mungkin hanya Burkina Faso, Mali, Ghana, Guinea (tuan rumah) yang menjadi unggulan untuk merebut Piala Afrika 2015, setelah Mesir dan Nigeria gagal lolos ke putaran grup. Sementara, tim besar seperti, Kamerun, Afrika Selatan, Pantai Gading, dan Aljazair berada dalam inkonsistensi permainan.

Di antara para unggulan tersebut, Ghana yang mendapat sorotan penuh. Dilansir Al Arabiya, Ghana disebut memiliki tradisi kuat dalam sepak bola dan konsistensi dalam penampilan. Ketika Piala Dunia 2014, Ghana menjadi satu-satunya tim yang mampu menahan Jerman tidak mendapat poin maksimal di Piala Dunia 2014. Padahal, Jerman keluar sebagai juara dengan mengandaskan Argentina.

Setelah dipegang oleh Avram Grant, kampiun empat kali Piala Afrika (1963, 65, 78, 82) ini, berjalan mulus ke fase grup Piala Afrika 2015, dengan hanya mengantongi satu kekalahan. Grant pun tidak khawatir meski harus masuk ke Grup C bersama Afrika Selatan, Senegal dan Aljazair. ''Kami ingin menang ke setiap pertandingan, tapi kami tetap butuh proses tersebut. Ketiga tim yang akan kami hadapi merupakan tim besar yang berprestasi,'' kata Grant melalui FIFA.

Grant akan mengandalkan permainan kolektif untuk bersaing di Piala Afrika. Menurut mantan pelatih Chelsea tersebut, timnas lebih penting daripada individu. Teknik individu pemain tidak akan terpakai jika tidak adanya komunikasi antar tim.

Meski akan ditinggal Jeffrey Schlupp dan Majeed Waris karena cedera, Grant sudah memiliki pengganti. Penyerang Crystal Palace, Kwesi Appiah yang sedang "naik daun" bakal menjadi andalan. Selain itu, masih ada pemain berpengalaman macam, Asamoah Gyan, Christian Atsu dan Mubarak Wakaso.

''Saya akan memberikan jaminan tidak akan ada yang berubah dari permainan Ghana. Kami akan tetap mengandalkan kebersamaan dan mental yang kuat,'' ujar Grant. Ghana akan menghadapi pertandingan pertamanya melawan Senegal di Stadion Mongomo, Senin (19/1).

Sementara, finalis Piala Afrika tahun lalu, Burkina Faso telah melakukan pemanasan melawan Swaziland. Tim asuhan pelatih asal Belgia, Paul Put menang meyakinkan 5-1. Paul menjelaskan, meski minim pemain bintang Burkina Faso akan memberikan kejutan di Piala Afrika tahun ini. Paul pun sudah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi perlawanan tim besar.

''Memang banyak yang meragukan saya ketika pertama kali datang di sini. Tapi, saya punya andalan dan harapan yaitu, gaya berlatih seperti Mourinho,'' kata Paul melalui Bleacher Report.

Afrika Selatan yang kurang diunggulkan tahun ini tetap memilih juara sebagai targetnya di Piala Afrika. Pelatih tim Bafana Bafana, Bradley Carnell percaya diri dengan kemampuan para pemainnya, sekalipun mendapat hasil imbang pada pertandinagn pemanasan terakhir melawan Kamerun, 1-1.

Optimistis Carnell juga datang dari rekor Afrika Selatan yang lolos ke fase grup tanpa menderita kekalahan. Bersama bintangnya Tukelo Rantjie, Carnell yakin Piala Afrika tahun ini adalah milik Afrika Selatan.

''Kami tidak terkalahkan hingga saat ini. Tentunya, kami memiliki ekspektasi yang besar walaupun turnamen ini tidak akan mudah. Saya sudah mengevaluasi pemain saya sejauh ini. Dan, saya benar-benar percaya diri,'' kata Carnell melalui Kick Off.

Ketika sejumlah tim sedang mempersiapkan pasukannya, Sang Tuan Rumah Piala Afrika, Guinea justru baru menunjuk pelatih baru asal Argentina Esteban Becker setelah memecat pelatih Andoni Goikoetxea bulan lalu. Dilansir dari The Guardian, Becker memiliki catatan pernah melatih timnas wanita Guinea, namun belum sekalipun melatih timnas pria atau klub manapun. Jabatan tertingginya hanyalah Direktur Teknik di tempat ia bekerja.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement