REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pertumbuhan tahunan produk domestik kotor (GDP) Cina mencapai tingkat terendah pada 2014. GDP kuartal empat 2014 mencapai 7,2 persen, turun dari GDP kuartal tiga 7,3 persen. Itu sekaligus jadi pertumbuhan paling buruk selama 24 tahun terakhir.

GDP Cina hanya tumbuh 7,3 persen pada 2014, turun dari 7,7 persen pada 2013. Namun, capaian tersebut masih lebih baik dari kondisi 1990, di mana GDP hanya tumbuh 3,8 persen.

"Upaya Cina melakukan berbagai restrukturisasi dan reformasi tahun ini memengaruhi pertumbuhan ekonomi," kata ekonom ANZ  Liu Li-gang kepada AFP, Senin (19/1).

Liu melanjutkan, termasuk di dalamnya perubahan-perubahan di perusahaan pemerintan, reformasi finansial, liberalisasi suku bunga, dan pelonggaran bank-bank swasta.

Tahun lalu, Cina harus merasakan perlambatan ekonomi akibat turunnya sektur manufaktur, anjloknya harga properti dan kekhawatiran naikknya utang.

Negara-negara yang konsumennya sangat memerhatikan kualitas seperti Jepang, Korea Selatan dan AS bisa diuntungkan atas kondisi ini. Tapi dampak global pelemahan Cina mulai terasa.

Cina diprediksi masih akan mengeluarkan kebijakan moneter dan fokus pada sejumlah restrukturisasi tahun ini.

Ikuti Whatsapp Channel Republika