Kamis 22 Jan 2015 17:58 WIB

Tjahjo Bantah Tuduhan Hasto Sering Bertemu Samad

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyampaikan pernyataan pers tentang kebijakan dan agenda prioritas Kemendagri pada tahun 2015 dan 2016 di Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Selasa (6/1)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyampaikan pernyataan pers tentang kebijakan dan agenda prioritas Kemendagri pada tahun 2015 dan 2016 di Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Selasa (6/1)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Politikus PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo membantah pernyataan Hasto Kristiyanto yang menyebut Ketua KPK Abraham Samad sering melakukan pertemuan dengan elite partainya. Sebagai mantan sekjen PDIP, Tjahjo mengaku tak pernah melakukan pertemuan dengan Samad.

"Saya tidak pernah ketemu empat mata dengan dia. Pasti kalau ketemu beliau ya di acara resmi, ada staf KPK-nya," ujar dia di Istana Bogor, Kamis (22/1).

Sebagai petinggi partai, Tjahjo juga mengaku tak pernah mendengar nama Abraham Samad masuk dalam bursa cawapres yang disandingkan dengan Jokowi. "Sebagai sekjen saya tidak dengar. Karena di partai tidak pernah bahas itu," kata menteri dalam negeri itu.

Pernyataan Tjahjo tersebut bertentangan dengan ucapan mantan tim kampanye Jokowi-JK Andi Widjajanto. Menurut Andi, Samad memang pernah masuk dalam daftar calon wapres Jokowi. 

Dia menuturkan, dalam sebuah pertemuan di Yogjakarta pada Februari 2014, Tim 11 yang dibentuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengajukan tujuh nama cawapres Jokowi. Nama Abraham Samad masuk dalam tujuh nama yang diajukan tersebut.  

Meski demikian, menurut Andi, Tim 11 kesulitan untuk melakukan pertemuan dengan Samad dalam rangka penjajakan. Sebab, ia adalah pejabat publik yang terikat etika kepemimpinan dan kelembagaan di KPK.

"Kami tidak bisa bertemu, wawancara Pak Abraham Samad. Yang bisa kami lakukan hanya mengandalkan media dan data-data publik yang tersedia," tutur Andi.

Karena alasan itulah, Samad tersingkir dari bursa cawapres Jokowi. Pada akhirnya, Megawati memilih Jusuf Kalla untuk mendampingi Jokowi maju dalam pilpres 2014. 

Sebelumnya, Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menuding, penetapan status tersangka oleh KPK pada calon kapolri Komjen Pol Budi Gunawan didasari motif politik. Samad disebut menaruh dendam lantaran Budi Gunawan adalah orang yang menentangnya untuk menjadi cawapres Jokowi.

Karenanya, kini ia balik menjegal langkah Budi yang akan menjadi kapolri. Hasto juga menyebut, Samad intens melakukan pertemuan dengan elite PDIP jelang pemilu. Menurutnya, ada enam kali pertemuan yang sudah dilakukan antara Samad dengan petinggi PDIP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement