REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- "Jika kami tidak ingin menerima kejutan, maka kami harus bekerja keras," ujar pelatih tim nasional Korea Selatan (Korsel), Uli Stielike, dalam keterangan pers jelang semifinal Piala Asia 2015 kontra Irak di Stadium Australia, Sdyney, Senin (26/1).
Stielike tentu memiliki alasan di balik peringatan kepada anak asuhnya itu. Stielike tidak ingin Korsel menjadi negara unggulan berikut yang menjadi korban dari ganasnya persaingan di Piala Asia 2015.
Sekadar menggambarkan, tersingkirnya Iran (peringkat satu di Asia), juara bertahan Jepang (2) serta Uzbekistan (4) pada fase delapan besar, membuat Taegeuk Warriors (3) menjadi peserta berperingkat tertinggi yang tersisa di babak semifinal.
Sementara Irak berselisih sepuluh tingkat ketimbang Korsel dan beraada di urutan ke 13 seantero Asia. Namun demikian, Stielike memiliki pandangan lain.
Kewaspadaan tetap diusung pria kelahiran Ketsch, Jerman Barat, menjelang bentrokan kedua kubu. "Kami akan berhadapan dengan juara edisi 2007. Sebuah sejarah, tapi kami harus hati-hati," kata Stielike.