REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan merupakan negara maju yang jumlah muslimnya tidak banyak. Sebagian besar penduduk 'Negeri Ginseng' itu menganut agama Kristen dan Budha.
Walaupun Islam merupakan agama terbesar kedua di dunia, setelah kristen. Namun, di Korea Selatan agama mayoritas adalah Budha. Kedua dan ktiga ditempati Protestan dan Katolik.
Bagaimana Islam menjadi bagian dai Negara itu tidak terlepas dari perang saudara yang menjadi Korea pecah, yakni Korea Selatan dan Korea Utara.
Seperti yang dilansir dari berbagai sumber, setelah mengalami perang saudara yang terjadi pada 25 juni 1950, Korea pun berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Kondisinya sangat menyedihkan dan kemisikinan merajalela.
Di tengah reruntuhan perang ini, Islam muncul dan mulai menebar cahaya di negeri ini. Islam diperkenalkan oleh Zubercoch dan Abdul Rahman. Mereka berpartisipasi dalam perang Korea sebagai tentara Turki PBB yang ditempatkan di Korea.
Selama mereka mengemban tugas di Korea, tentara Turki ini mulai mengajarkan Islam kepada orang-orang Korea. Seperti yang dilansir islamkorea, mereka mengajarkan ilmu tauhid di sebuah tenda yang dianggap masjid. 'Masjid' ini dibangun di tengah-tengah para pengungsi yang ketika itu keadaannya begitu menyedihkan.
Ketika itu, masyarakat Korea memang benar-benar membutuhkan setitik cahaya untuk kehidupan mereka yang buram. Dengan Islam, mereka akhirnya mampu menghapus keburaman hidupnya. Dengan Islam, mereka percaya Allah SWT akan membangkitkan kembali kehidupan mereka yang sudah hancur terpuruk.
Islam datang memberikan sebuah pengharapan bagi rakyat Korea saat itu. Sebuah pengharapan lebih baik yang mereka nantikan di masa depan. Sebuah pengharapan akan kekuatan yang Maha Besar dalam mengatur kehidupan mereka yang lebih baik di masa depan.