Rabu 28 Jan 2015 11:00 WIB

Elite Politik Enggan Dukung Pemberantasan Korupsi

Rep: Elba Damhuri/ Red: Indah Wulandari
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto berjalan saat tiba memenuhi undangan di kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM),Jakarta, Selasa (27/1).(Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto berjalan saat tiba memenuhi undangan di kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM),Jakarta, Selasa (27/1).(Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris berpendapat, saat ini hanya rakyat yang mendukung penuh pemberantasan korupsi.  Sebaliknya, elite politik, baik itu dari institusi penegak hukum, parpol, legislatif, maupun eksekutif masih setengah hati.

“Selama tuduhan korupsi tidak mengarah ke pribadi maupun institusi tempat elite tersebut bernaung,  mereka akan teriak dukung pemberantasan korupsi," kata Fahira dalam penjelasan persnya, Rabu (28/1).

Ketika indikasi korupsi diarahkan kepada mereka, kata Fahira, maka para elite beserta kelompoknya akan ramai-ramai melawan. Ia menegaskan ini tidak terjadi pada semua elite.

Memang, ia mengakui sangat sulit untuk tidak menghubungkan penangkapan pimpinan KPK Bambang Widjojanto dengan penetapan calon Kapolri Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka oleh KPK.

Sementara, momentum KPK yang menetapkan Budi Gunawan sehari menjelang uji kelayakan dan kepatutan di DPR juga tidak lepas dari pertanyaan publik, karena kasus ini sudah diusut lama.

Selama praktik-praktik saling sandera seperti ini masih terjadi, Fahira mengatakan, pemberantasan korupsi di Indonesia akan semakin jauh panggang dari api. Rakyat yang sudah sepenuh hati mendukung pemberantasan korupsi, jelas dia, hanya bisa mengelus dada.  

Menurut Fahira, rakyat sebagai pemilik sah republik ini dibuat bingung dengan perilaku para elite yang di satu sisi saling melindungi jika ada kesamaan kepentingan dan saling menyerang jika sudah berbeda tujuan.

“Sampai kapanpun, gesekan antara penegak hukum akan terjadi selama mereka yang di atas saling sandera," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement